Harpelnas 2025, Blibli Tiket Perkuat Layanan Pasca-Checkout (dok. Blibli)
Bagi banyak konsumen, fase pasca-pembelian seringkali menjadi titik paling menegangkan dalam pengalaman belanja online. Alih-alih merasa puas, mereka justru kerap berhadapan dengan kekecewaan: barang yang datang tidak sesuai ekspektasi, keterlambatan pengiriman, hingga produk rusak atau cacat. Survei kumparan Juli-Agustus 2025 juga mencatat 91 persen konsumen pernah menghadapi masalah di fase ini, dengan rincian 48 persen menerima produk tidak sesuai, 41 persen mengalami keterlambatan, dan 32 persen menerima barang rusak. Angka ini menegaskan bahwa kepastian setelah checkout adalah hal yang paling dicari pelanggan.
Ini yang mendorong Blibli, sebagai omnichannel commerce, untuk melindungi konsumen dari risiko pasca-pembelian yang kerap diabaikan. Lewat kampanye #NoBlablaDiBlibli, Blibli memastikan pengalaman belanja lebih tenang dengan jaminan produk asli, kepastian pengiriman tepat waktu, perlindungan lengkap, hingga retur dengan alasan apa pun.
Jika dalam pengalaman belanja online kepastian produk menjadi keresahan utama, berbeda halnya dengan pengalaman pada sektor perjalanan atau online travel agent (OTA). Merencanakan perjalanan idealnya membawa rasa antusias, namun banyak konsumen justru dibayangi ketidakpastian. Survei kumparan Juli-Agustus 2025 mencatat 32 persen konsumen pernah mengalami perubahan harga saat checkout, sementara 22 persen merasa tidak menerima informasi penting terkait perubahan atau pembatalan dari maskapai maupun hotel. Situasi ini tidak hanya menimbulkan rasa cemas, tetapi juga berpotensi merugikan secara finansial, mulai dari biaya re-booking hingga kehilangan hak refund.
Untuk menjawab keresahan konsumen, tiket.com menghadirkan solusi transparan dan fleksibel: harga jelas tanpa biaya tersembunyi, kemudahan refund dan reschedule, serta layanan pelanggan 24/7 melalui HaloTiket yang siap menyelesaikan setiap kendala secara cepat dan tuntas dalam waktu maksimal 1 jam. Ketenangan perjalanan juga dijamin dengan Flight Disruption Protection, yang secara otomatis memberikan kompensasi atas penundaan atau pembatalan tanpa proses klaim yang rumit.
Seperti halnya perjalanan, pengalaman belanja kebutuhan sehari-hari juga membawa tantangan tersendiri. Apa yang seharusnya memberi kemudahan justru bisa berubah menjadi kerumitan. Survei kumparan Juli-Agustus 2025 menemukan 38 persen mengeluhkan ongkir mahal, 34 persen mengalami stok kosong tanpa pemberitahuan, dan 26 persen menerima produk tidak sesuai harapan, mulai dari buah kurang manis hingga barang mendekati kadaluarsa.
Ranch Market menjawab tantangan ini dengan menjaga mutu melalui pasokan langsung dari toko, standar kualitas yang konsisten, dan jaminan pengiriman tepat waktu, sehingga kebutuhan harian benar-benar sampai di tangan pelanggan dalam kondisi terbaik.
Sementara itu, di kategori Home & Living, tantangan yang dihadapi konsumen berbeda sifatnya. Membeli furnitur bukan hanya soal harga, tetapi juga keputusan jangka panjang yang mempengaruhi kenyamanan hidup. Namun, survei kumparan Juli-Agustus 2025 mencatat 35 persen konsumen terkendala ongkir mahal, 27 persen menerima barang lebih lama dari estimasi, dan 24 persen merasa kesulitan karena tidak dapat melihat atau mencoba produk secara langsung.
Untuk itu, Dekoruma menghadirkan 39 Experience Centers yang memungkinkan pelanggan melihat, mencoba, dan berdiskusi sebelum membeli, sekaligus menikmati kemudahan integrasi online-to-offline. Dengan cara ini, konsumen bisa lebih yakin memilih furnitur yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup mereka.
Hari Pelanggan Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa relevansi lahir dari kedekatan dengan pelanggan. “Semangat ThinkCustomer yang diusung tahun ini juga sejalan dengan kampanye #SemakinDekatSemakinRelevan; yang menegaskan komitmen ekosistem Blibli Tiket untuk terus mendengarkan, memahami kebutuhan nyata konsumen, dan menghadirkan solusi yang dekat dengan keseharian mereka sekaligus memberi kepastian di setiap langkah perjalanan belanja,” tutup Nazrya Octora. (WEB)