Titik balik perjalanan bisnis Djoko terjadi saat bertemu dengan Putera Sampoerna, petinggi PT HM Sampoerna pada akhir 1986. Melihat potensi besar dalam diri Djoko, Sampoerna mengangkatnya sebagai direktur penjualan.
Djoko mengemban tanggung jawab untuk mendistribusikan rokok, termasuk merek baru yang saat itu belum dikenal, yaitu Sampoerna A Mild. Dalam rangka mendukung distribusi rokok tersebut, Djoko dan Putera Sampoerna mendirikan PT Alfa Retailindo pada 1989.
Mereka mengubah gudang milik Sampoerna di Jl. Lodan, Jakarta Utara, menjadi Toko Gudang Rabat dengan investasi awal sebesar Rp2 miliar.
Dari yang awalnya hanya menjual rokok, toko ini berkembang menjadi pusat perbelanjaan yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga. Alhasil, Gudang Rabat kemudian menjamur ke berbagai kota besar.
Pada 1999, Djoko dan mitranya mulai mengembangkan konsep minimarket melalui peluncuran toko pertama di Karawaci, Tangerang.
Brand Alfamart resmi digunakan pada 2003 dan pertumbuhan toko pun semakin cepat. Strategi ekspansi agresif dan sistem waralaba yang efisien membawa Alfamart menjadi salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga melantai di Bursa Efek Indonesia dan menarik perhatian investor nasional maupun global.
Pada 2007, Djoko juga mengembangkan Alfamidi, format toko yang lebih besar dengan pilihan produk yang lebih lengkap, melalui PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).