Jakarta, FORTUNE - Sektor industri alat berat terus menggeliat, seiring kebutuhan sektor pertambangan, infrastruktur dan perkebunan. Sejumlah produsen memasang strategi untuk memperkuat pangsa pasarnya di dalam negeri melalui ekspansi kapasitas produksi hingga membawa produk baru berteknologi terkini.
Kebutuhan akan alat berat semakin meningkat. Kementerian Perindustrian memperkirakan total kebutuhan alat berat tahun ini mencapai 20.000 unit. Meski demikian, kapasitas produksi industri alat berat di dalam negeri masih belum dapat mencukupi, yakni baru sekitar 10.000 unit per tahun. Oleh karenanya, diperlukan peningkatan kapasitas produksi industri alat berat di Indonesia.
Untuk mendukung geliat investasi pada industri alat berat, pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk kemudahan berinvestasi antara lain melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, investasi baru pada industri alat berat juga diharapkan dapat menarik investasi baru lainnya untuk ekosistem industri pendukung alat berat. "Misanya, industri komponen alat berat seperti industri fabrikasi bucket excavator, serta industri sub komponen alat berat, seperti industri tubing dan pengecoran sub komponen lainnya,” kata Agus saat meresmikan groundbreaking fase kedua PT Sany Indonesia Machinery di Karawang, dikutip Kamis (14/9).
Pada investasi barunya ini, produsen alat berat asal Provinsi Hunan, Republik Rakyat Tiongkok itu akan meningkatkan investasinya melalui pembangunan pabrik baru yang akan meningkatkan kapasitas produksi hydraulic excavator dari 2.000 unit menjadi 5.000 unit per tahun. Penambahan kapasitas produksi ini diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mempercepat pemulihan subsektor industri alat berat.
Sektor industri manufaktur di tanah air semakin melaju seiring meningkatnya permintaan baru pascapandemi Covid-19. Pada semester I 2023, realisasi investasi nasional tercatat Rp687,7 triliun, tumbuh 16,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sektor industri berkontribusi 39,8 persen terhadap realisasi investasi nasional. “Kondisi positif ini tercermin dari capaian laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih pada level yang cukup kuat hingga Triwulan II - 2023, mencapai 5,17 persen” katanya.