Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan progres pembentukan regulasi family office Indonesia terus berjalan dan ditargetkan rampung pada 2025. Meskipun meleset dari target awal, Luhut optimistis aturan untuk menarik investor kelas dunia ini akan segera diputuskan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Kami lagi kejar terus,” ujar Luhut di hadapan pers di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7).
Saat ditanya mengenai target waktu penyelesaian, Luhut menegaskan keyakinannya. “Tahun ini harus bisa,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah memiliki target lebih ambisius. Luhut pernah mengusulkan agar pembentukan family office dapat terealisasi pada Februari 2025, bahkan sempat ditargetkan terbentuk sebelum pelantikan presiden baru pada Oktober 2024. Namun, hingga kini rencana tersebut belum terealisasi.
Meski demikian, rencana strategis ini disebut telah mendapatkan lampu hijau dari Prabowo.
Family office merupakan sebuah entitas profesional yang khusus mengelola kekayaan dan investasi keluarga superkaya. Kehadirannya diharapkan dapat menarik minat para miliarder global mengelola asetnya di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Luhut menyatakan keberadaan family office dapat meningkatkan daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, yang dinilai mampu menarik investor melalui insentif yang sangat kompetitif. Untuk itu, pemerintah juga melakukan benchmarking dengan Uni Emirat Arab dan negara lain yang telah sukses menerapkan regulasi serupa.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi besar pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis investasi jangka panjang dan menciptakan iklim investasi lebih menarik.
Secara global, konsep family office modern telah ada sejak 1838 saat keluarga J.P. Morgan mendirikannya. Hingga Februari 2025, menurut laporan Deloitte, diperkirakan terdapat lebih dari 8.000 single-family office di seluruh dunia yang mengelola aset lebih dari US$3 triliun. Angka ini diproyeksikan akan tumbuh 75 persen pada 2030.