Jakarta, FORTUNE – Memasuki tahun kedua pandemi, industri manufaktur atau pengolahan Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Pemerintah pun optimistis sektor usaha ini akan berkinerja positif.
“Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, kami menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4-4,5 persen 2021 ini, dan sebesar 4,5-5 persen pada tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya pada Rabu (29/12).
Optimisme Menperin bertolak dari kinerja manufaktur yang lambat laun pulih. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan pada kuartal ketiga tahun ini tumbuh 3,68 persen setahunan (year-on-year/yoy). Sektor usaha ini bahkan sempat tumbuh 6,58 persen pada kuartal kedua tahun sama. Pada 2020, industri manufaktur terkoreksi 2,93 persen
Sektor pengolahan juga masih menopang perekonomian dengan sumbangan 17,33 persen, tertinggi dari sejumlah sektor ekonomi lainnya, katanya. Menurut Agus, industri manufaktur konsisten berperan penting dalam menggerakkan perekonomian.
“Bahkan, kami dapat menyatakan bahwa industri manufaktur merupakan pendorong utama Indonesia untuk keluar dari resesi (pertumbuhan ekonomi negatif),” ujarnya.
Saat ini pabrik-pabrik manufaktur juga tengah menggeliat. Berdasarkan data IHS Markit, angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,9—mengindikasikan industri tengah ekspansif.