Ilustrasi menara. (Shutterstock/ShutterOK)
Alhasil, laba bersih MTEL mampu tumbuh 4,8 persen dari Rp2,01 triliun menjadi Rp2,11 triliun. Dengan kinerja yang cemerlang tersebut, MTEL juga dapat mempertahankan peringkat tertinggi idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan prospek stabil.
Peringkat tersebut diberikan untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2024 serta peringkat idAAA (sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2024.
Dalam laporan resminya, Pefindo menilai Mitratel memiliki profil bisnis yang kuat sebagai pemilik menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara, struktur permodalan yang konservatif, serta prospek usaha jangka panjang yang solid di industri menara telekomunikasi. Pertimbangan lainnya adalah cakupan wilayah yang luas dan basis pelanggan yang terdiversifikasi.
“Peringkat idAAA dengan prospek stabil ini menjadi validasi atas komitmen kami dalam menjaga kinerja keuangan yang sehat sekaligus terus memperluas portofolio infrastruktur digital,” kata Theodorus.
Mitratel terus memperkuat strategi bisnis jangka panjang melalui ekspansi menara di luar Jawa, peningkatan konektivitas fiber optik, serta pengembangan bisnis adjacent seperti edge computing dan IoT.
Ke depan, kami akan terus berinvestasi pada penguatan infrastruktur digital, karena kami percaya bahwa menara bukan hanya aset pasif, melainkan enabler utama ekosistem digital nasional,” tambah Theodorus.