Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Potret Garuda Indonesia (unsplash.com/Fasyah Halim)
Potret Garuda Indonesia (unsplash.com/Fasyah Halim)

Intinya sih...

  • Kesepakatan tarif impor AS-Indonesia memaksa pembelian 50 pesawat Boeing AS, diperkirakan menghabiskan anggaran Rp120 triliun.

  • Keputusan ini akan membebani keuangan Garuda Indonesia, bahkan nyaris mencapai 20 persen APBN sektor infrastruktur transportasi nasional.

  • Garuda masih dalam komunikasi dengan Boeing untuk proses pembelian, menampik pembelian dari hasil investasi Danantara.

Jakarta, FORTUNE – Hasil kesepakatan tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen mewajibkan pemerintah Indonesia untuk membeli 50 unit pesawat Boeing asal AS. Keputusan ini dinilai akan semakin membebani keuangan dari Garuda Indonesia sebagai BUMN dan berujung menggerus anggaran negara.  

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat bahkan memperkirakan nilai anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk merealisasikan kebijakan ini mencapai Rp120 triliun. Angka ini muncul dengan melihat harga rata-rata Boeing 737 MAX dan 787 Dreamliner berkisar antara US$120 juta $150 juta per unit di pasar global.

“Pembelian 50 unit akan membutuhkan komitmen belanja sekitar US$6 miliar hingga $7,5 miliar atau setara Rp96 triliun hingga Rp120 triliun,” kata Achmad melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/7).

Bahkan, kata Achmad, anggaran belanja ini setara dengan tiga kali lipat belanja modal Kementerian Perhubungan 2025 dan nyaris mencapai 20 persen APBN sektor infrastruktur transportasi nasional. 

Ia menyatakan, meski keuangan Garuda Indonesia tidak berasal dari APBN, namun maskapai ini menjadi perusahaan strategis dan masih rapuh keuangannya meskipun sudah melalui restrukturisasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

“Membeli armada jumbo tanpa kesiapan finansial yang kokoh dan governance yang sehat justru dapat menimbulkan krisis baru di masa depan,” kata Achmad.

Garuda pastikan tak akan pakai dana Danantara untuk beli pesawat

Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, sebelumnya secara terpisah Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia Cahyadi Indrananto menyebut pihaknya masih dalam komunikasi dengan pihak Boeing untuk proses pembelian. "Untuk pendanaan , saat ini Garuda juga secara paralel berkomunikasi dengan sejumlah pemberi dana potensial," kata Cahyadi.

Meski demikian, Ia menampik bila pembelian dilakukan dari hasil investasi oleh Danantara. Mengingat, sebelumnya Danantara Asset Management baru saja memberi suntikan dana sebesar Rp6,65 triliun kepada Garuda Indonesia.

Seperti diketahui, maskapai dengan saham GIIA ini mencatat pendapatan usaha secara konsolidasi mencapai US$3,42 miliar di sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan tersebut dikontribusikan secara merata pada seluruh lini pendapatan usaha Garuda Indonesia, di mana pendapatan penerbangan berjadwal mencatakan peningkatan sebesar 15,32 persen menjadi US$2,74 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$2,38 miliar.

Editorial Team