Jakarta, FORTUNE - Emiten PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) membukukan kenaikan pendapatan sebesar 39,39 persen (YoY) sepanjang 2024. Namun, laba bersihnya tergerus.
Dikutip dari laporan keuangan tahunan 2024 KOPI, pendapatan perseroan tumbuh dari Rp181,08 miliar menjadi hampir Rp252,42 miliar.
Itu berkat penjualan gas sejumlah Rp228,21 miliar ke berbagai pihak, mencakup: PT Tanjung Enim Lestari, PT Aneka Bumi Pratama, PT Gadjah Ruku, PT Hoktong 2, PT. Havea MK II, PT Remco, PT Sunan Rubber, dan PT Hoktong. Selain itu, pendapatan juga berasal dari sewa, operasi, dan pemeliharaan ke PT Domas Agrointi Prima senilai Rp24,21 miliar.
Seiring dengan peningkatan pendapatan itu, beban pokok penjualan KOPI juga naik dari Rp130,35 miliar menjadi Rp177,89 miliar.
Laba bruto perseroan bertumbuh 46,90 persen (YoY) dari Rp50,73 miliar menjadi Rp74,53 miliar. Kendati demikian, laba usaha KOPI terkoreksi dari Rp8,79 miliar menjadi Rp5,04 miliar. Itu karena beban distribusi dan transportasi yang membengkak 148,56 persen (YoY) dari Rp18,40 miliar menjadi hampir Rp45,74 miliar. Beban umum dan administrasi KOPI juga naik walau tipis, dari Rp20,31 miliar menjadi Rp21,97 miliar.
Alhasil, laba bersih perseroan pada 2023 yang berjumlah Rp2,38 miliar, berbalik menjadi rugi bersih senilai Rp32,39 miliar. Laba bersih per saham KOPI pun turut tertekan dari Rp3,41 menjadi minus Rp46,46.
Terkait laju saham, harga KOPI tercatat telah melonjak 63,48 persen dari Rp575 menjadi Rp940 sepanjang perdagangan 2025.
Sejak 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah beberapa kali melakukan suspensi sementara atas perdagangan saham KOPI karena volatilitas transaksi yang menyebabkan lonjakan harga saham tersebut. Namun, berdasarkan pernyataan dalam keterbukaan informasi pada Februari 2025, perseroan mengaku belum berencana melakukan tindakan korporasi apa pun dalam waktu tiga bulan selanjutnya.