Jakarta, FORTUNE - PT Prodia Widyahusata Tbk (PRDA) mencetak pendapatan senilai Rp1,027 triliun pada 6 bulan pertama 2025, hanya terkoreksi 0,48 persen (YoY) dari periode serupa di 2024, yakni Rp1,032 triliun.
Secara detail, pendapatan tersebut mayoritas berasal dari wilayah Pusat dan Jakarta Raya, dengan kontribusi sebesar Rp406,25 miliar pada periode tersebut., terkoreksi sedikit dari Rp415,89 miliar pada tahun sebelumnya.
Kemudian disusul oleh wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara dengan pendapatan kontrak pelanggan sejumlah Rp169,97 miliar, naik dari Rp164,89 miliar.
Sementara itu, pendapatan lain datang dari wilayah Kalimantan Sulampua (Rp156,89 miliar); Sumatra (Rp114,59 miliar); Jawa Tengah (Rp107,48 miliar); dan Jawa Barat (Rp72,15 miliar).
Sejalan dengan itu, laba bersih Prodia tercatat terkoreksi sebesar 39,79 persen (YoY) dari Rp115,67 miliar menjadi Rp69,64 miliar.
Penyebab penurunan kinerja PRDA pada paruh I 2025 adalah tantangan makro seperti tekanan daya beli, depresiasi rupiah, serta penyesuaian belanja kesehatan masyarakat pascapemilu.
"Meskipun semester I diwarnai tekanan eksternal, kami tetap optimis pada prospek semester II. Kami melihat sinyal positif dari transformasi digital yang kami jalankan, terutama melalui U by Prodia yang mencatat perbaikan signifikan dari sisi finansial," kata Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi dalam keterangannya, dikutip Jumat (1/8).
Menurut manajemen, pendapatan U by Prodia melesat 400 persen (YoY) pada semester I 2025. Kerugian bersihnya pun dinyatakan dapat ditekan secara subtansial walau tak diperinci berapa persentasenya.
Prodia pun berencana memperluas akses layanan berbasis teknologi dan memperkuat integrasi ekosistem kesehatan, termasuk pengembangan lini integrative medicine. Adapun, 2 langkah strategis Prodia yang telah diambil, antara lain: mengakuisisi Proline di tahun 2024 dan ProSTEM di 2025.
Ke depan, Prodia menargetkan peningkatan pemanfaatan klinik berbasis jenis penyakit (disease-type clinics), memperluas jaringan point of collection (POC) untuk menjangkau lebih banyak komunitas, serta mengembangkan fitur baru dalam U by Prodia yang mengintegrasikan program wellness dan memantau kondisi kronis.
"Kami percaya bahwa investasi kami hari ini, baik melalui teknologi, kolaborasi strategis, maupun inovasi layanan, akan menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang Prodia," kata Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty.