Jakarta, FORTUNE - Seiring meningkatnya jumlah pecinta hewan peliharaan di Indonesia, peluang bisnis di sektor pengiriman hewan hidup kian terbuka lebar. Dari hewan eksotis seperti gecko hingga ikan hias dan anjing peliharaan, layanan ekspedisi kini tak hanya mengangkut barang, tetapi juga “paket bernyawa” yang menuntut perhatian dan perlakuan ekstra.
Fenomena ini sempat menjadi sorotan publik pada Oktober silam. Sebuah video TikTok yang viral menunjukkan seorang kurir terkejut saat menemukan seekor ular besar dalam paket yang harus ia antar. Video itu ditonton lebih dari 1,5 juta kali, mengundang beragam komentar—dari kritik terhadap pengirim hingga kekhawatiran soal keselamatan kurir.
Salah satu pelaku usaha yang serius menggarap pasar ini adalah Fakhri Auzan, Direktur Repjak. Usahanya berfokus pada jual beli dan pengiriman reptil dan amfibi, seperti gecko, kura-kura air, dan kodok hias. “Hewan yang kita kirim bukan benda mati. Mereka membutuhkan perlakuan yang pantas dan layak,” ujar Fakhri kepada Fortune Indonesia.
Menurutnya, pengiriman hewan tidak bisa disamakan dengan pengiriman barang biasa. Setiap bulan, Repjak mengirimkan 250–400 paket hewan, dengan gecko menyumbang sekitar 70 persen. Harga gecko bisa bervariasi dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Pelanggannya tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Jepang, Hongkong, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Korea Selatan. “Biasanya gecko dikemas pakai kotak thinwall kecil dengan lubang ventilasi, kemudian dilapisi lagi dalam kardus yang lebih besar,” katanya.