Jakarta, FORTUNE - Nama besar Kalla Toyota kini begitu lekat dengan dominasi pasar otomotif di Sulawesi. Tapi siapa sangka, perjalanan raksasa otomotif ini berawal dari sebuah firma dagang milik keluarga Kalla di Makassar, jauh sebelum PT Toyota-Astra Motor (TAM) berdiri. Di balik suksesnya jaringan penjualan Kalla Toyota, terdapat nama besar Jusuf Kalla—tokoh yang bukan hanya saudagar andal asal Celebes, tapi juga salah satu figur penting di balik lahirnya legenda otomotif nasional: Toyota Kijang.
Tahun 1969 menjadi titik mula keterlibatan keluarga Kalla dalam industri otomotif nasional. Saat itu, Jusuf Kalla, melalui firma NV Hadji Kalla milik sang ayah, mulai berdagang mobil di Makassar. Pada waktu bersamaan, PT Astra International ditunjuk sebagai distributor kendaraan Toyota di Indonesia. Sinergi dua entitas ini kemudian berbuah pada 1971, saat Toyota Motor Corporation dan Astra membentuk PT Toyota-Astra Motor, dan keluarga Kalla dipercaya menjadi salah satu main dealer resmi di wilayah Indonesia Timur.
Langkah besar berikutnya terjadi di pertengahan 1970-an, ketika pemerintah Orde Baru menggulirkan program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KNBS). Toyota merespons dengan mengembangkan mobil khusus untuk pasar Indonesia dan mengundang para distributor nasional untuk ikut memilih nama produk tersebut. Di sinilah Jusuf Kalla mengusulkan nama "Kijang", yang merupakan akronim dari Kerja Sama Indonesia Jepang. Usulan itu diterima. Maka lahirlah Kijang pada 1977—mobil niaga sederhana yang kemudian berevolusi menjadi MPV keluarga paling legendaris di Indonesia.
Tak berhenti pada Kijang, Grup Kalla terus melebarkan sayap. Kini, Kalla Toyota telah memiliki 30 cabang yang tersebar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. “Nama Kalla Toyota diambil dari nama pendirinya, yakni Hadji Kalla,” ungkap Robby Wijaya, Chief Operation Officer Kalla Toyota, kepada Fortune Indonesia (12/5).
Dominasi itu tak hanya di lini Toyota. Grup Kalla juga menjadi dealer resmi merek lain seperti Jeep, Benelli, Keeway, dan United E-Motor melalui entitas bisnis Kalla Kars. Outlet mereka tersebar di Makassar, Palu, dan Manado.
Bisnis keluarga ini telah melewati empat generasi. Setelah Hadji Kalla (1952–1967), tongkat estafet dipegang Jusuf Kalla (1967–1999), lalu Fatimah Kalla (1999–2018), dan kini di tangan Solihin Kalla sejak 2018. Di bawah kepemimpinan Solihin, diversifikasi usaha Grup Kalla mencakup properti, logistik, energi, jasa keuangan, dan tentu saja otomotif sebagai tulang punggung.
Robby menuturkan bahwa penjualan mobil baru masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan Kalla Toyota. Namun, lini mobil bekas juga mencatat pertumbuhan pesat. “Kalla Toyota telah berhasil menjadi dealer resmi Toyota Trust nomor satu di Indonesia. Bahkan, Kalla Toyota menjadi perwakilan Indonesia untuk proyek percontohan dealer mobil bekas Toyota Asia Pasifik,” kata Robby.
Pada ajang Toyota Dealer Convention 2024, Kalla Toyota meraih 63 penghargaan. Di tahun-tahun sebelumnya, mereka mencetak 66 (2023) dan 69 penghargaan (2022). Penghargaan seperti Outlet Sales Performance (Bronze Trophy) berhasil diraih oleh outlet Urip Sumoharjo, Mamuju, dan Palopo.