Jakarta, FORTUNE - Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, resmi mengumumkan perolehan pendanaan sebesar US$4,3 juta atau setara Rp72 miliar dalam penutupan pertama putaran pendanaan Seri B. Pendanaan ini dipimpin oleh MSW V Asia Fund X, dengan partisipasi dari para investor sebelumnya, yakni Intudo Ventures, Altos Ventures, dan Acrew Capital.
Capaian ini menjadi angin segar bagi ekosistem startup, mengingat lesunya iklim investasi akibat fenomena tech winter serta merosotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) belakangan ini. Data dari DealStreetAsia melalui laporan Data Vantage mencatat bahwa sepanjang 2024, pendanaan yang masuk ke Indonesia turun hingga 34 persen secara tahunan (YoY), dengan nilai investasi anjlok sebesar 66 persen atau senilai Rp7,3 triliun—terdalam di Asia Tenggara.
Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix, mengatakan kepercayaan para investor untuk kembali berinvestasi amat penting di tengah iklim investasi saat ini.
"Melalui pendanaan ini, kami akan memperkuat fundamental bisnis dengan mengembangkan layanan, serta memanfaatkan teknologi untuk berinovasi di masa mendatang. Selain itu, Populix juga berharap dapat mengembangkan sayap ke Asia Tenggara, seiring dengan tingginya kebutuhan dari klien kami saat ini," ujarnya (15/4).
Sejak memperoleh pendanaan Seri A pada 2022, Populix terus memperluas akses publik terhadap riset. Pada 2023, mereka meluncurkan layanan Policy & Society Research untuk mendukung organisasi dan pemerintah dalam menganalisis sentimen publik, dampak kebijakan, hingga tren sosial dan ekonomi. Di sisi teknologi, Populix memperkenalkan NeXa, asisten riset berbasis AI yang membantu perancangan kuesioner, penarikan responden, hingga penyimpulan hasil riset.