Seiring berjalannya waktu, Djarum bertransformasi menjadi Grup Djarum yang mencakup berbagai sektor industri. Di industri rokok, Djarum masih menjadi salah satu produsen kretek terbesar di dunia. Namun, lini bisnis mereka bukan hanya tembakau.
Pada 1990-an, Grup Djarum mulai masuk ke sektor perbankan dengan mengakuisisi saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Melalui PT Dwimuria Investama Andalan, Grup Djarum mengendalikan sekitar 54,94% saham BCA, yang mana ini menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar perusahaan.
Selain BCA, portofolio bisnis Grup Djarum juga mencakup:
GDP Venture yang fokus pada investasi di startup dan teknologi digital
Djarum Foundation sebagai penggerak tanggung jawab sosial perusahaan
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) di bidang infrastruktur telekomunikasi
Blibli sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia
Investasi di sektor makanan dan minuman, properti, perkebunan, pulp dan kertas, serta manufaktur
Langkah terbaru Grup Djarum di sektor kesehatan juga tidak kalah signifikan. Grup Djarum akuisisi 559,18 juta saham HEAL oleh Dwimuria dengan harga rata-rata Rp1.875 per saham atau setara Rp1,04 triliun. Transaksi tersebut merupakan bagian dari pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) oleh HEAL.
Itulah profil Grup Djarum lengkap hingga lini bisnisnya. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!