Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Djarum Setop Beli Tembakau Petani di Temanggung, Nasib Petani Kian Tak Pasti

tembakau temanggung.jpeg
Tembakau Temanggung (Dok. Dinas Kominfo Temanggung)
Intinya sih...
  • PT Djarum, Gudang Garam, dan Nojorono menghentikan pembelian tembakau dari petani di Temanggung, Jawa Tengah.
  • Penurunan serapan tembakau membuat pasar lesu dan mempersulit petani untuk menjual hasil panen mereka.
  • PT Djarum sebenarnya membuka kuota pembelian tembakau dengan jumlah yang sama seperti tahun sebelumnya dan menekankan pentingnya kualitas tembakau Temanggung.

Jakarta, FORTUNE - Musim panen tembakau 2025 menjadi periode penuh ketidakpastian bagi petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Setelah PT Gudang Garam dan PT Nojorono dipastikan tidak menyerap tembakau dari wilayah tersebut, muncul kabar bahwa PT Djarum turut menghentikan pembelian hasil panen dari petani lokal.

Kabar ini disampaikan oleh Kepala Desa Purbasari, Pujiyono. Ia menyebut bahwa sejak akhir 2024, beberapa pabrikan besar sudah tidak lagi membeli tembakau dari Temanggung.

Pujiyono mengungkapkan bahwa bahan baku di pabrik masih banyak. Semenjak tahun lalu, Gudang Garam dan Nojorono sudah absen beli tembakau di Kabupaten Temanggung.

Serapan tembakau menurun, petani terjepit

Kondisi ini jelas membuat para petani terpukul. Pasar tembakau yang sebelumnya ramai, kini menjadi sepi karena penurunan daya serap industri terhadap tembakau lokal. Tentu hal tersebut menimbulkan dampak signifikan. Pasar yang lesu mempersulit petani untuk menjual hasil panen mereka. Bahkan, PT Djarum yang sebelumnya disebut akan menyerap sekitar 4.000 ton tembakau, dikabarkan tak lagi aktif membeli dari petani non-mitra.

Bupati Temanggung, Agus Setyawan, membenarkan tren penurunan pembelian ini. Ia menyebutkan, penurunan serapan terjadi akibat melemahnya daya beli masyarakat terhadap rokok yang legal, setelah kenaikan cukai beberapa tahun terakhir. Hal ini memicu peralihan konsumen ke produk rokok yang lebih murah, bahkan ilegal.

“Kami kemarin mengunjungi industri rokok untuk menanyakan langsung apakah mereka masih akan membeli tembakau dari Temanggung. Ternyata 2025 ini mereka masih tidak beli,” ungkap Agus.

Agus menegaskan, kendati dampaknya sangat dirasakan petani, kebijakan industri tembakau berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

Petani terpaksa jual murah

Menurunnya permintaan membuat stok tembakau menumpuk di tingkat petani. Situasi ini mendorong mereka menjual hasil panen ke pabrikan lain dengan harga yang jauh lebih rendah dari biasanya. 

“Yang biasanya berkompetisi untuk mendapatkan tembakau petani, sekarang persaingannya berkurang. Dampaknya ke pabrikan lain, mereka tetap beli tapi harganya turun,” ujar Pujiyono.

Menurut data pemerintah daerah, Temanggung mampu menghasilkan sekitar 9.000 hingga 10.500 ton tembakau setiap tahun. 

Namun, daya serap pabrikan yang melemah menyebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan. Selain Temanggung, wilayah lain seperti Wonosobo, Kendal, Magelang, hingga sebagian Boyolali juga ikut masuk dalam rantai pasok tembakau, sehingga kompetisi di pasar makin ketat.

Perlu bantuan pemerintah pusat

Menariknya, kabar bahwa PT Djarum menghentikan pembelian tembakau ternyata bertolak belakang dengan pernyataan resmi yang disampaikan oleh Bupati Agus Setyawan usai melakukan kunjungan ke PT Djarum Kudus pada 13 Mei 2025. Dalam laporan yang dikutip dari akun resmi Media Center Temanggung, PT Djarum justru memastikan tidak akan mengurangi kuota pembelian tembakau dari Temanggung.

PT Djarum bahkan disebut membuka kuota pembelian sebesar 5.000 hingga 6.000 ton, dan meminta petani di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu agar menjaga kualitas tembakau sesuai standar industri.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Senior Manager Tobacco Purchasing PT Djarum, Dawam. Ia menegaskan bahwa kuota pembelian tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Ia menyoroti pentingnya kualitas tembakau Temanggung yang memiliki karakteristik khas.

“Temanggung menghasilkan tembakau yang bagus dengan karakteristik khas (good taste) yakni angler, gurih, aromatik. Kondisi tersebut hanya terdapat di wilayah spesifik. Karakter dan kualitas tembakau tergantung pada lingkungan. Tepatnya kondisi tanah hingga cuaca yang pas. Temanggung punya semua, tetapi sayang banyak yang tidak menggunakan varietas Kemloko 2 atau 3,” ungkapnya mengutip langsung dari situs resmi Dinas Kominfo Temanggung.

Fenomena menurunnya serapan tembakau oleh industri besar menunjukkan adanya kerentanan dalam rantai pasok hasil pertanian. Jika benar bahwa Djarum setop beli tembakau dari petani non-mitra, maka keberlangsungan ekonomi petani di Temanggung semakin terancam.

Untuk itu, pemerintah daerah mendorong agar pemerintah pusat turut turun tangan menstabilkan pasar tembakau. Intervensi ini penting demi menjamin kepastian harga, kuota serapan, dan perlindungan bagi petani kecil yang bergantung pada hasil panen sebagai sumber utama penghasilan.

Share
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us