Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Debit adalah
ilustrasi membuat laporan keuangan (pexels.com/rdne stock project)

Intinya sih...

  • PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan pendapatan Rp32,77 triliun (+11,8 persen YoY) dan laba bersih Rp975 miliar (+9,5 persen YoY).

  • PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan pendapatan Rp84,36 triliun (+2,6 persen YoY), tapi laba bersihnya terkoreksi 7,1 persen menjadi Rp6,93 triliun.

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatat pertumbuhan pendapatan 31,8 persen menjadi US$622,09 juta, tetapi masih mencatat rugi bersih US$25,64 juta.

Jakarta, FORTUNE - Musim pelaporan keuangan kuartal I-2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah tiba. Sejumlah perusahaan papan atas dari berbagai sektor mengumumkan hasil operasionalisasinya, mencatatkan perolehan laba dan pendapatan dengan tren naik maupun turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY).

Sorotan tertuju pada nama-nama besar seperti Grup Astra yang mengalami penurunan laba bersih meski pendapatannya meningkat. Di sisi lain, raksasa ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan, baik dari sisi pendapatan (top-line) maupun laba bersih (bottom-line) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Kinerja kontras ini mewarnai dinamika pergerakan saham di pasar modal.

Data yang dirangkum dari keterbukaan informasi perusahaan dan analisis Indo Premier Sekuritas menunjukkan rekapitulasi kinerja beberapa emiten penting per sektor:

Sektor Barang Konsumen Primer:

Sektor ini menunjukkan pola yang bervariasi. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi salah satu yang cemerlang, membukukan pendapatan Rp32,77 triliun, naik 11,8 persen YoY, diikuti laba bersih Rp975 miliar, tumbuh 9,5 persen YoY.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga mencatat pertumbuhan pendapatan signifikan sebesar 11,3 persen menjadi Rp17,70 triliun dan lonjakan laba bersih hingga 116,2 persen mencapai Rp1,54 triliun.

PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) turut meraih kenaikan pendapatan 2,9 persen menjadi Rp14,33 triliun dengan laba bersih sedikit menguat 2,3 persen menjadi Rp680 miliar.

Sementara itu, beberapa emiten menghadapi tantangan. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat koreksi pendapatan 12,4 persen menjadi Rp23,00 triliun, dan laba bersih anjlok tajam 82,5 persen tersisa Rp104 miliar.

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengalami penurunan pendapatan 4,6 persen menjadi Rp15,88 triliun dan laba bersih terkoreksi 20,4 persen menjadi Rp203 miliar.

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga mencatat penurunan pendapatan 2,3 persen menjadi Rp3,17 triliun dan laba bersih 28,2 persen menjadi Rp63 miliar.

Namun, ada pula emiten di sektor ini yang menunjukkan rebound kuat. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membukukan pertumbuhan pendapatan fantastis 38,2 persen menjadi Rp1,15 triliun, yang mendorong laba bersih melonjak 104,0 persen mencapai Rp218 miliar.

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan entitas anaknya, PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), sama-sama mencatat pertumbuhan positif. MAPI meraih pendapatan Rp9,30 triliun (+5,8 persen) dengan laba bersih Rp472 Miliar (+14,1 persen), sementara MAPA membukukan pendapatan Rp4,32 triliun (+17,0 persen) dan laba bersih Rp340 miliar (+20,8 persen).

Di sektor ritel, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) mencatat kenaikan pendapatan 7,2 persen menjadi Rp2,14 triliun, tapi laba bersihnya turun 30,9 persen menjadi Rp142 miliar.

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatat pendapatan Rp2,11 triliun (+6,7 persen), tetapi masih membukukan rugi bersih Rp22 miliar, yang angkanya berkurang 25,8 persen dari rugi periode sebelumnya.

Sektor Lainnya:

Pada sektor perindustrian, PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan pendapatan Rp84,36 triliun, naik 2,6 persen YoY. Meski demikian, laba bersihnya terkoreksi 7,1 persen menjadi Rp6,93 triliun.

Sektor infrastruktur menghadirkan catatan positif dari PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) dengan pendapatan Rp12 miliar (+57,2 persen) dan laba bersih Rp2 miliar (+190,3 persen).

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menunjukkan pertumbuhan pendapatan US$150,48 juta (+3,5 persen) dan laba bersih US$34,24 juta (+18,7 persen).

Namun, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatatkan rugi bersih Rp22 miliar (meningkat 45,9 persen) meskipun pendapatan hanya turun tipis 2,1 persen menjadi Rp1,07 triliun.

Sektor properti dan real estate juga menunjukkan kinerja beragam. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencetak pertumbuhan pendapatan signifikan 87,1 persen menjadi Rp1,29 triliun dan laba bersih melonjak 134,5 persen menjadi Rp43 miliar.

PT Sentul City Tbk (BKSL) bahkan mencatat kenaikan pendapatan 241,0 persen menjadi Rp279 miliar, menghasilkan laba bersih Rp1 miliar, naik 100,8 persen.

Sebaliknya, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mengalami penurunan pendapatan 40,1 persen menjadi Rp567 miliar dan laba bersih 24,2 persen menjadi Rp32 miliar.

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatatkan penurunan pendapatan 4,4 persen menjadi Rp612 miliar dan laba bersih anjlok 59,5 persen menjadi Rp50 miliar.

Sektor energi menampilkan kinerja bervariasi pula. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan US$348,78 juta (+12,1 persen), tapi laba bersihnya terkoreksi tajam 73,6 persen menjadi US$17,87 juta.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat pendapatan US$117,04 juta (+20,3 persen) dan laba bersih US$17,95 juta (+1,6 persen).

PT Indika Energy Tbk (INDY) mengalami penurunan pendapatan 13,7 persen menjadi US$489,59 juta dan laba bersih terkoreksi dalam 85,6 persen menjadi US$2,89 juta.

Dua emiten batu bara besar, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), menunjukkan tren berbeda. BYAN mencatat pendapatan US$890,15 juta (+15,7 persen) dan laba bersih US$217,91 juta (+3,6 persen), sementara AADI membukukan penurunan pendapatan 11,4 persen menjadi US$1,16 miliar dan laba bersih 42,2 persen menjadi US$159,99 juta.

Terakhir, sektor barang baku juga menunjukkan pola beragam. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mencatat pendapatan US$782,72 juta (-2,8 persen), tapi namun laba bersihnya tumbuh 7,1 persen menjadi US$ 140,12 juta.

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) membukukan pertumbuhan pendapatan 31,8 persen menjadi US$622,09 juta, tetapi masih mencatat rugi bersih US$25,64 juta, angkanya bertambah 22,6 persen dari rugi periode sebelumnya.

Sementara itu, dua emiten semen utama mencatat penurunan. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat pendapatan Rp3,97 triliun (-2,6 persen) dan laba bersih Rp211 miliar (-11,5 persen).

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengalami penurunan pendapatan 8,6 persen menjadi Rp7,65 triliun dan laba bersih anjlok signifikan 91,0 persen menjadi Rp43 miliar.

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) mencatat pendapatan US$255,00 juta (-8,3 persen) dan laba bersih US$98,00 juta (-5,8 persen).

Editorial Team