Jakarta, FORTUNE – Selepas masa pembatasan pandemi Covid-19, konsumen Indonesia lebih memilih jenama lokal sebagai preferensi belanja.
Perusahaan analisis tren bisnis, WGSN, dalam riset ‘Asia: Markets to Watch 2023’ melaporkan, konsumen Indonesia tengah memasuki tren hyperlocalism. Hal ini sejalan dengan ketahanan ekonomi Indonesia yang mencatatkan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,31 persen pada 2022.
Asia-Pacific Consultant WGSN, Anya Suhardi, mengatakan hyperlocalism akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya. “Inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$1 triliun (setara dengan sekitar Rp15 kuadriliun),” katanya melalui keterangan resmi dikutip Kamis (8/6).