Jakarta, FORTUNE – Rumah Sakit Kanker Dharmais bekerja sama dengan Becton, Dickinson and Company (BD) memperluas akses skrining kanker serviks di Indonesia. Upaya ini menyoroti penggunaan metode pengambilan sampel human papillomavirus (HPV)-DNA secara mandiri sebagai bagian dari strategi pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.
Direktur Utama RSK Dharmais,. Raden Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo,menjelaskan bahwa tingkat kesadaran perempuan terhadap pentingnya deteksi dini kanker serviks masih rendah. Menurutnya, metode pengambilan sampel mandiri berpotensi menjangkau lebih banyak perempuan yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan skrining.
“Dengan metode ini, kami berharap deteksi bisa dilakukan lebih dini dan penanganan bisa segera diberikan,” ujarnya. “Langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia.”
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua yang dialami perempuan di Indonesia, dengan lebih dari 36 ribu kasus baru pada 2021. Meski sebagian besar kasus terkait infeksi HPV, cakupan skrining masih belum optimal karena berbagai hambatan, termasuk ketidaknyamanan saat pemeriksaan, kurangnya informasi, serta keterbatasan fasilitas.
Maka dari itu, pihaknya melakukan edukasi tentang pentingnya skrining HPV dan metode pengambilan sampel mandiri yang kini mulai diperkenalkan di Indonesia. Metode serupa telah digunakan di sejumlah negara seperti Belanda dan Swedia, dan dilaporkan mampu meningkatkan tingkat partisipasi dalam program skrining nasional.
Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia mengetahui pentingnya deteksi dini, namun masih banyak yang enggan melakukan pemeriksaan karena merasa tidak nyaman. Sekitar 81 persen responden menyatakan minat terhadap metode pemeriksaan yang bisa dilakukan secara mandiri.