BUSINESS

Penuhi Kebutuhan Pelanggan, Smartfren Perkuat Transformasi Digital

Kehadiran 5G akan mendukung percepatan transformasi digital.

Penuhi Kebutuhan Pelanggan, Smartfren Perkuat Transformasi DigitalShutterstock/Mongta Studio
05 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Teknologi 5G yang saat ini semakin masif diperbincangkan dan ditunggu-ditunggu kehadirannya, diyakini akan mendorong hadirnya lebih banyak kota cerdas (smart city) di Indonesia. Hal ini karena infrastruktur jaringan 5G akan membuat arus data semakin cerdas dan cepat sehingga mampu menopang sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di smart city.

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan kehadiran 5G secara umum akan mendukung percepatan transformasi digital. 5G akan membuat laju pengiriman, penerimaan, serta pertukaran data menjadi lebih masif dibandingkan dengan 4G sehingga mahadata atau big data akan tercipta. Data-data inilah yang kemudian dianalisis dan menghadirkan sistem berbasis AI.

Karena itulah sejumlah operator seluler sudah mulai menggelar 5G di Indonesia, dan seiring berjalannya waktu akan terus bertambah. Kali ini, salah satunya adalah perusahaan di bawah Grup Sinarmas—PT. Smartfren Telecom Tbk (FREN)—yang menegaskan segera menghadirkan layanan 5G ke masyarakat.

Smartfren mempersiapkan untuk ULO di kuartal 1 2022

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat, mengatakan bahwa Smartfren melakukan Uji Layak Operasional (ULO) 5G pada kuartal I-2022 bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Setelah mendapatkan sertifikat keterangan layak operasi (SKLO) 5G, Smartfren akan menggelar layanan 5G secara komersial untuk berbagai use cases.

"Kami sedang mempersiapkan untuk ULO di kuartal I-2022. Jaringan Smartfren sudah siap, hanya perlu instal beberapa site 5G, kami targetkan di area BSD dan tahun ini target untuk launching (5G) di beberapa area yang dipilih," terangnya.  

Agus juga menjelaskan gelaran 5G ini akan dilakukan di frekuensi 2,3 GHz. Menurutnya, 5G akan digelar dalam berbagai use case, tapi yang utama adalah untuk mendukung smart manufacture.

"Yang paling mudah, Sinarmas kan memiliki banyak factory site, seperti sawit dan lain-lainnya. Smartfren akan fokus di manufaktur tersebut. Untuk use case yang applicable, akan dilihat case by case. Kalau ada kebutuhan di situ, akan kami gulirkan," tuturnya.

Lebih lanjut, Agus memaparkan use case 5G yang akan dijalankan Smartfren lebih mengarah ke internet of things (IoT) untuk mendukung bisnis UMKM, sektor industri, hingga manufaktur. Terlebih, Smartfren sebagai anak usaha Sinarmas ini bisa memasok jaringan 5G untuk mendorong otomatisasi manufaktur di pabrik-pabrik Sinarmas.

Hadirkan 5G untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan, bisnis, dan lainnya

Chief Brand Officer Smartfren, Roberto Saputra, juga mengatakan bahwa dalam pengembangan teknologi komunikasi generasi kelima (5G) tersebut, Smartfren mempertimbangkan untuk menghadirkan produk CPE Mifi yang memiliki kapasitas 5G.

Konsep tersebut, tambah Roberto, memungkinkan pengguna bisa memakainya untuk saling berbagi jaringan 5G. Baik itu untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan, bisnis, maupun lainnya.

Menurutnya, use case ini lebih dipilih Smartfren karena penggunaan layanan 4G untuk smartphone dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mengakses berbagai layanan digital saat ini.

“Kalau untuk pengguna smartphone yang mau YouTube atau streaming, 4G sudah cukup. Karena kecepatan yang tinggi, penggunaan layanan 5G di ponsel akan lebih cepat menghabiskan kuota data. Nanti konsumen komplain, kok mahal dan kuotanya cepat habis. Jadi, ketika kami perkenalkan 5G memang tidak ingin basa-basi,” kata Roberto.

Perkuat data center

Sementara itu, Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys, menjelaskan industri telekomunikasi dalam beberapa waktu terakhir menghadapi banyak tekanan karena menurunnya penggunaan telepon dan layanan SMS.

Pasalnya, pengguna sudah mulai meninggalkan kedua layanan tersebut dan beralih ke layanan over the top (OTT), yaitu layanan konten berupa data, informasi, dan multimedia melalui jaringan internet.

Melihat hal ini, Smartfren sejak awal sudah memfokuskan strategi pada peningkatan data dan mulai membangun data center. Smartfren juga mengembangkan layanan lain di luar OTT, misalnya layanan video, musik, dan bisnis lainnya.

Khusus untuk peningkatan bisnis data center, Smartfren sudah mengakuisisi 20,5 persen kepemilikan di PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo). Menurut Merza, Moratelindo merupakan perusahaan jaringan serat optik yang sudah memiliki 6 data center di Indonesia. Moratelindo juga memiliki 48,51 ribu km jaringan serat optik dan lebih dari 5 ribu pelanggan enterprises.

“Dengan adanya 5G, interkonektivitas antar kota merupakan kunci utama. Kapasitas Moratelindo dalam mengelola fiber optik menjadi nilai tambah bagi Smartfren dalam menguasai teknologi jaringan,” jelas Merza.

Lebih lanjut, selain meningkatkan kepemilikan di Moratelindo, Smartfren juga menjalin kerja sama dengan perusahaan artificial intelligence dan cloud computing dari Abu Dhabi, Group 42 (G42) dan mitra lokal, PT Amara Padma Sehati (APS). Kerja sama ini dilakukan untuk membangun data center berkapasitas 1.000 megawatt di Indonesia.

Pada tahap pertama, kedua belah pihak akan mengembangkan data center berkapasitas 100-200 megawatt. Pembangunan data center akan dilakukan di beberapa lokasi, seperti Kota Delta Mas dan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berada di Kalimantan Timur. (WEB)

Related Topics