BUSINESS

Produksi Baterai Mobil Listrik Jadi Potensi Baru Ekonomi RI

Ekspor baterai mobil listrik diyakini capai 3% PDB RI.

Produksi Baterai Mobil Listrik Jadi Potensi Baru Ekonomi RIPetugas melakukan pengisian daya ke kendaraan listrik saat peluncuran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) IO2 PLN di KFC Taco Bell Artha Gading, Jakarta, Minggu( 24/7). (ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja)
03 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Citi Indonesia memandang positif langkah Indonesia yang memperkuat posisi dalam rantai pasokan global untuk logam dasar dan baterai kendaraan listrik. 

Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman memandang langkah tersebut akan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga perlu mendapat perhatian investor. Hal ini juga dipaparkan dalam studi dari Citi Research yang berjudul “Indonesia’s EV battery venture: Harnessing the economy’s growth potential” yang diterbitkan pada 16 September 2022.  

Dirinya menyebut, dari sudut pandang makroekonomi, berkembangnya industri nikel dan baterai mobil listrik yang berorientasi ekspor tersebut akan memiliki kontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.   

“Masuknya investasi di sektor logam dasar dan baterai mobil listrik berpotensi memperbaiki struktur neraca perdagangan hingga menaikkan peringkat utang Indonesia; walaupun dalam hal menjaga stabilitas nilai tukar, diferensial suku bunga kebijakan tetap harus diperhatikan,” ungkap Helmi Arman melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/11). 

Kontribusi ekspor baterai mobil listrik diprediksi capai 3% PDB

Ilustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik.
Ilustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik. (Pixabay/GoranH)

Helmi menambahkan, membaiknya struktur pasar valas selama dua tahun ini memang disumbang juga oleh tingginya harga komoditas ekspor lainnya seperti batu bara dan sawit. Namun peranan ekspor logam dasar juga diprediksi akan semakin signifikan dan akan terus meningkat. 

Dalam studi, dikatakan bahwa dalam tiga tahun ke depan, kontribusi ekspor logam dasar dan baterai mobil listrik terhadap neraca perdagangan Indonesia diperkirakan dapat mencapai hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Indonesia telah dikenal sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan memiliki 23,7 persen porsi cadangan bijih nikel dari seluruh cadangan dunia, sehingga mampu memproduksi bijih nikel dalam jumlah besar secara berkelanjutan. 

Saat ketergantungan valas diturunkan, peringkat utang RI bisa meningkat

Ilustrasi Utang/William Poter

Related Topics