Jakarta, FORTUNE - Produsen pesawat, maskapai penerbangan, dan para pemasok tengah meninjau ulang kontrak bernilai miliaran dolar guna mengkaji dampak tarif perdagangan, menyusul langkah mengejutkan dari pemasok besar asal Amerika Serikat, Howmet Aerospace.
Menurut laporan Reuters, Howmet mengklaim “kejadian force majeure” yang memberi mereka dasar hukum untuk menghentikan pengiriman jika terkena dampak tarif dari kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump. Perusahaan ini dikenal memproduksi komponen mesin, pengikat badan pesawat, dan bagian penting lainnya.
Langkah ini dinilai para analis sebagai pemantik debat baru soal siapa yang harus menanggung beban biaya akibat perang dagang yang terus berkembang, termasuk gangguan dalam rantai pasok. “Howmet telah melakukan langkah catur, menyatakan force majeure dan mengancam akan menghentikan pengiriman. Kita semua tahu bahwa hanya dibutuhkan satu mur atau baut untuk menghentikan seluruh rantai pasok,” tulis analis Jefferies, Sheila Kahyaoglu.
Ia menambahkan, “Ini pada akhirnya adalah upaya untuk mengalihkan kenaikan biaya input pada area yang belum dilindungi … Menurut pandangan kami, potensi penghentian pengiriman menciptakan posisi tawar bagi Howmet, tetapi juga bergantung pada seberapa jauh pelanggan mereka bersedia mengalah.” Namun, Howmet menolak memberikan komentar atas laporan tersebut.
Sejauh ini, dampak biaya dari perang dagang senilai lebih dari US$800 miliar tersebut cenderung diteruskan kepada penumpang, yang memicu kenaikan harga tiket penerbangan. Tarif 20 persen yang dikenakan Trump terhadap produk Uni Eropa, termasuk pesawat Airbus, dan potensi balasan dari Uni Eropa terhadap Boeing menjadi titik kritis berikutnya.
Industri penerbangan selama ini beroperasi di bawah perjanjian perdagangan bebas bea sektor dirgantara sejak 1979 yang berlaku di AS dan Kanada, namun tidak mencakup Meksiko. Ketegangan tarif yang kembali mencuat dinilai berpotensi menimbulkan kekacauan di seluruh rantai pasok.
“Secara definisi, industri penerbangan adalah pasar global baik untuk pembeli maupun penjual. Ketika gesekan seperti ini muncul dengan nilai uang yang sangat besar, akan langsung timbul kekacauan, bukan hanya untuk pesawat, tetapi juga untuk mesin dan berbagai suku cadang — dari avionik hingga kursi,” ujar penasihat industri penerbangan, Bertrand Grabowski.
Seorang pengacara dari Eropa menyatakan bahwa beberapa kliennya telah mencari cara untuk melindungi diri dari dampak tarif ini. “Saya rasa belum ada klien saya yang sampai pada tahap ingin secara spesifik memicu ketentuan kontraktual. Tapi mungkin itu hanya soal waktu,” ujarnya sumber anonim itu.