Jakarta, FORTUNE - Tesla Inc. dikabarkan menyatakan minat berinvestasi di Indonesia untuk proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS). Ini merupakan kali kedua produsen mobil listrik ini menyatakan keinginanya berinvestasi, meski wacana sebelumnya tak kunjung terealisasi.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan rencana Tesla memilih Indoensia sebagai sebagai tempat produksi merupakan momentum yang tidak boleh disia-siakan. Hal ini bisa berdampak positif bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik dlama negeri, pemanfaatan energi ramah lingkungan, maupun rencana hilirisasi pertambangan di Indonesia.
“Arah dari hilirisasi nikel Indonesia ini kan tidak berhenti pada baterai saja, tapi juga pada pengadaan ESS. Menurut saya, ini menjadi salah satu hal yang bisa didorong dalam program hilirisasi nikel,” katanya saat diwawancarai Fortune Indonesia, Kamis (31/3). “Tesla, adalah salah satu pemain global yang sangat besar dan memang nature dari bisnisnya itu adalah di mobil listrik dan produk-produk sustainable.”
Andry menjelaskan, Tesla sebagai perusahaan global yang sangat concern pada hal-hal berkelanjutan, pasti menginginkan sebuah sistem bisnis yang berkelanjutan, mulai dari hulu sampai hilirnya.
“Artinya dari segi lingkungan tidak mencemari lingkungan, dari segi sosial tidak ada praktek yang berimplikasi pada konflik sosial, dan tata kelola perusahaan yang memenuhi aspek good governance, jadi tidak ada konflik, intrik, atau politik, dalam keputusan bisnisnya,” ucapnya.