Jakarta, FORTUNE - Videotto, startup pengembang solusi pengeditan video berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di Singapura, memperoleh pendanaan tahap awal (seed) dari East Ventures. Videotto didirikan oleh dua wirausahawan berusia 18 tahun: Co-Founder dan Chief Executive Officer, Tay Yao Ming serta Co-Founder dan Chief Technology Officer, Ian Lee. Ide bisnis ini muncul dari pengalaman pribadi para pendirinya dalam proses pengeditan video.
Meskipun nilai investasi tidak disebutkan, tetapi Tay Yao Ming mengungkapkan bahwa pendanaan tersebut akan digunakan sebagai modal untuk memperkuat produk dan struktur bisnis perusahaan.
“Pada tahun lalu, saya menjalankan podcast yang menampilkan wawancara dengan para founder muda, tetapi butuh waktu hingga 20 jam untuk mengedit satu episode dan mengubahnya menjadi klip pendek. Dari situ, saya mendapat ide dan mengajak Ian untuk membangun platform otomatisasi video berbasis AI," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (29/10).
Videotto berfokus menciptakan ekosistem yang memudahkan siapa pun memproduksi video profesional. Dengan pendekatan berbasis teknologi, platform ini mendefinisikan ulang cara konten dibuat dalam skala besar, dari kreator independen hingga perusahaan global.
Platform Videotto memanfaatkan AI untuk menyederhanakan proses pengeditan video. Pengguna hanya perlu mengunggah video berdurasi panjang, dan sistem secara otomatis memilih momen terbaik, menambahkan teks, menyesuaikan audio dan pencahayaan, serta mengatur transisi. Videotto juga mampu menghasilkan beberapa video pendek yang dioptimalkan untuk berbagai platform media sosial. Seiring waktu, sistem akan mempelajari preferensi pengguna sehingga pembuatan video dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Produk Videotto akan diperkenalkan pertama kali pada ajang Singapore Week of Innovation and Technology (SWITCH) 2025 yang berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 melalui stan Singapore Polytechnic dan Ngee Ann Polytechnic.
Pendanaan ini diberikan setelah East Ventures menilai pendekatan bisnis dan eksekusi para pendiri. “Pertemuan pertama kami dengan Yao Ming dan Ian sangat mengesankan karena cara mereka memikirkan bisnisnya serta komitmen mereka untuk mewujudkannya,” kata Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures.
Keputusan investasi itu terbilang cepat, sehari setelah Willson menghadiri sebuah forum kewirausahaan di Singapura. Dalam acara POL-ITE Entrepreneurs’ Challenge Dialogue yang digelar oleh ACE.SG, ia bertemu dengan Yao Ming, pendiri Videotto. Pertemuan itu berlangsung di tengah diskusi yang dihadiri oleh Minister of State, Ministry of Culture, Community and Youth & Ministry of Manpower Singapura, Dinesh Vasu Dash, CEO ACE.sg Patrick Lim, serta sejumlah pengusaha lain.
"Presentasinya meninggalkan kesan yang sangat kuat bagi saya. Setelah acara tersebut, saya memutuskan untuk berinvestasi keesokan harinya," ujarnya.
Investasi ini juga sejalan dengan fokus East Ventures pada founder, selain itu berpegang pada pandanga bahwa AI bukan sekadar teknologi, melainkan alat untuk menciptakan kesetaraan peluang dan memberdayakan individu seperti mereka agar dapat memberikan dampak yang bermakna.
Videotto saat ini dijalankan oleh tim inti beranggotakan empat orang. Selain Yao Ming dan Ian, dua talenta di bidang AI, Felix Isaac Lim dan Chong Kah Hian. Dengan pendanaan tersebut, perusahaan juga menargetkan percepatan pengembangan produk serta perluasan perekrutan talenta, termasuk menjangkau klien di kawasan regional.
