Tren AI Terus Meningkat, East Ventures Fokus Pendanaan ke Sektor Itu

- Tren AI terus meningkat, East Ventures fokuskan pendanaan ke sektor tersebut.
- 25 persen bisnis telah mengadopsi AI generatif, dan diprediksi tumbuh hingga 50 persen pada 2027.
- Pendanaan pada sektor AI di Asia Tenggara lebih "hijau" daripada global.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan modal ventura (VC) terkemuka, East Ventures, menempatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu fokus utama pendanaannya tahun ini. Langkah ini diambil seiring proyeksi adopsi teknologi AI generatif yang akan terus meroket di kalangan bisnis.
Menurut riset East Ventures, 25 persen bisnis telah mengadopsi AI generatif dalam operasionalisasinya tahun ini. Angka tersebut diprediksi tumbuh dua kali lipat hingga mencapai 50 persen pada 2027.
Partner East Ventures, Avina Sugiarto, menyatakan mayoritas portofolio perusahaan telah mulai mengaplikasikan AI. Ia optimistis pertumbuhan investasi pada sektor ini akan terus membesar, didukung oleh banyaknya startup potensial di Asia Tenggara.
“Di sini kita yakin bahwa investasi di AI ini akan tumbuh lebih besar lagi, dan dari sisi investor kami terus melihat banyaknya pipelines, portfolio startups, dan juga portfolio-portfolio kami yang mengimplementasikan AI generatif di Asia Tenggara dan Indonesia,” ujar Avina dalam acara East Ventures Open Book, Jumat (25/7).
Avina menyoroti, saat ini pendanaan pada sektor AI di Asia Tenggara masih berada pada tahap awal jika dibandingkan dengan pasar global, yang menandakan ruang pertumbuhan yang sangat besar. Saat ini, startup AI mencakup 15 persen dari total portofolio East Ventures.
Meski demikian, Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana, mengakui perjalanan pengembangan AI di Indonesia bukannya tanpa tantangan. Keterbatasan talenta ahli menjadi salah satu kendala utama.
Selain itu, pengembangan model AI lokal yang optimal juga terhambat oleh infrastruktur komputasi yang belum memadai dan kebutuhan modal yang sangat besar.
“Salah satu faktornya adalah keterbatasan infrastruktur komputasi dan kebutuhan modal yang sangat besar. Ketersediaan chip di dalam negeri masih terbatas, sementara untuk bersaing dengan model-model global, dibutuhkan sumber daya yang setara,” kata Roderick.
Di luar AI, East Ventures menegaskan posisinya sebagai VC yang sector-agnostic atau terbuka untuk semua sektor. Tiga sektor lain yang juga menjadi prioritas adalah layanan kesehatan, teknologi konsumen, dan teknologi iklim.
Roderick menambahkan, pertimbangan utama perusahaan dalam menyalurkan dana adalah kualitas pendiri (founder) dan potensi pasar.
"Kami membuat opportunity itu dari apa yang sudah available atau yang founder kerjakan,” ujarnya.