Mengenal Apa itu PDB Dalam Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Negara

Biasanya dihitung secara tahunan atau kuartalan.

Mengenal Apa itu PDB Dalam Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Negara
Shutterstock/Miha Creative
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indonesia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,5% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2021. Menurut Reuters, itu merupakan koreksi atas perkiraan sebelumnya, yakni 4%–5%.

Konsep PDB seringkali dibahas dalam berbagai pemberitaan oleh media massa, terutama saat menautkannya dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hitungannya berkaitan dengan pengeluaran, pendapatan, dan produksi suatu negara. Biasanya, PDB menjadi acuan yang dihitung dalam kurun waktu tahunan atau kuartalan.

Berikut beberapa hal dasar tentangnya seperti dikutip dari Investopedia.

Pengertian PDB

PDB adalah total nilai pasar semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam batas-batas sebuah negara dalam periode waktu tertentu. PDB berfungsi sebagai penilaian komprehensif kondisi perekonomian suatu negara.

Investopedia menulis bahwa PDB dapat menjadi gambaran perekonomian yang menunjukkan perkiraan ukuran ekonomi serta tingkat pertumbuhan. Selain itu, PDB juga dapat dijadikan panduan utama bagi para pembuat kebijakan, investor, maupun pelaku bisnis dalam setiap pengambilan berbagai keputusan dan penyusunan rencana strategis.

PDB suatu negara akan meningkat ketika nilai total barang dan jasa yang dijual produsen domestik ke luar negeri melebihi nilai total barang dan jasa asing yang dibeli konsumen domestik. Dalam situasi ini, negara tersebut dapat dikatakan mengalami surplus perdagangan.

Sebaliknya, jika jumlah yang dibelanjakan konsumen domestik untuk produk luar negeri lebih besar dari jumlah total yang dapat dijual oleh produsen dalam negeri kepada konsumen asing, negara tersebut tengah mengalami defisit perdagangan. Dalam situasi ini, PDB suatu negara cenderung menurun.

Beberapa istilah PDB

Dalam dunia ekonomi, terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan PDB. Beberapa istilah ini juga dapat diartikan sebagai jenis-jenis PDB yang digunakan untuk mengukur berbagai indikator perekonomian sebuah negara. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • PDB Nominal
    Penilaian produksi ekonomi yang memasukkan harga berlaku dalam perhitungannya. Perhitungan ini tidak menghilangkan inflasi atau laju kenaikan harga, yang dapat meningkatkan angka pertumbuhan.
  • PDB Riil
    Ukuran yang disesuaikan dengan inflasi yang mencerminkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian pada tahun tertentu, dengan harga tetap konstan dari tahun ke tahun untuk memisahkan dampak inflasi atau deflasi dari tren output dari waktu ke waktu.
  • PDB per Kapita
    Istilah ini berkaitan dengan PDB per orang dalam populasi suatu negara. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah output atau pendapatan per orang dalam suatu perekonomian dapat memperlihatkan produktivitas rata-rata atau standar hidup rata-rata.
  • Tingkat Pertumbuhan PDB
    Perbandingan PDB pada satu negara dari tahun ke tahun. Angka yang biasa ditunjukkan dalam persentase ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat perekonomian sebuah negara bertumbuh. Ukuran ini berguna bagi para pembuat kebijakan ekonomi karena pertumbuhan PDB dianggap erat kaitannya dengan target kebijakan utama seperti inflasi dan tingkat pengangguran.

Cara menghitung PDB

Investopedia mencatat, terdapat tiga pendekatan untuk menghitung PDB, yakni dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan, dan produksi.

  • Pendekatan pengeluaran
    Rumus: Y= C + G + I + (X-M)
    Keterangan: Y=PDB; C=Konsumsi; G=Pengeluaran Pemerintah; I=Investasi; X=Ekspor; M = Impor.
  • Pendekatan pendapatan
    Rumus: Y= r + i + w + p
    Keterangan: Y=PDB; r=Sewa; i=Upah; w=Bunga; p=Laba.
  • Pendekatan produksi
    Rumus: Y= ΣP.Q (Jumlah total dari perkalian kuantitas dan harga penjualan)
    Keterangan: Y=PDB; P=Harga; Q=Kuantitas.

Sejarah singkat tentang PDB

Konsep PDB pertama kali diusulkan pada 1937 dalam sebuah laporan untuk Kongres Amerika Serikat (AS) sebagai tanggapan atas Krisis Malaise yang terjadi di dalam negeri. Laporan ini disusun dan dipresentasikan oleh seorang ekonom di Biro Riset Ekonomi Nasional, Simon Kuznets.

Sebelum konsep PDB digunakan untuk mengukur perekonomian nasional, sistem pengukuran yang digunakan pada masa lalu adalah PNB atau produk nasional bruto. Setelah konferensi Bretton Woods pada 1944, PDB secara luas diadopsi sebagai standar untuk mengukur perekonomian nasional. Ironisnya, AS baru menggunakan PDB sebagai acuan pengukur perekonomiannya pada 1991.

Sekitar 1950-an, beberapa ekonom dan pembuat kebijakan mulai mempertanyakan PDB. Saat digunakan sebagai indikator mutlak kegagalan atau keberhasilan perekonomian suatu negara, PDB belum mampu memperhitungkan kesehatan, kebahagiaan, kesetaraan, dan faktor-faktor penyusun kesejahteraan masyarakat lainnya.

Namun, sebagian besar otoritas, seperti Arthur Okun, seorang ekonom untuk Dewan Penasihat Ekonomi Presiden John F. Kennedy, berpegang teguh pada keyakinan bahwa PDB adalah indikator mutlak keberhasilan ekonomi. Ia mengklaim bahwa setiap kenaikan PDB, akan ada konsekuensi yang sesuai, yakni penurunan pengangguran.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M