Lima Jenis Utang yang Sering Jadi Sumber Masalah Keuangan

Sikap bijak kelola utang bisa hindarkan masalah keuangan.

Lima Jenis Utang yang Sering Jadi Sumber Masalah Keuangan
Ilustrasi Utang/William Poter
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Utang bisa menjadi salah satu sumber masalah keuangan, bila tidak mampu dikelola dengan baik. Namun, di sisi lain utang juga menjadi salah satu solusi keuangan, bila digunakan atau dikelola dengan baik, semisal untuk kegiatan produktif atau digunakan sebagai modal usaha. 

Di jaman yang terus berkembang dengan pola pikir dan teknologi yang memengaruhi kehidupan masyarakat, utang pun kini sangat banyak jenis dan aksesnya. Mulai dari yang konvensional seperti pinjaman tunai di rentenir, kartu kredit, sampai pinjaman online yang marak beberapa waktu belakangan.

Bahayanya, setiap orang bisa memiliki utang lebih dari satu jenis, bahkan dalam pengajuan kredit bank, orang tersebut juga bisa mengajukan pinjaman di saluran lainnya.Berikut ini kami akan mengulasi berbagai jenis utang yang seringkali menimbulkan masalah keuangan dilansir dari laman Cermati.com.

KTA

Ilustrasi Kredit Shutterstock.com/Wolfilser

Jenis utang pertama yang berpotensi menimbulkan masalah keuangan adalah Kredit Tanpa Agunan (KTA). Pengajuan pinjaman ini memang lebih nyaman karena tak perlu melangkapinya dengan jaminan, meski nilai pinjaman cukup besar.

Selain itu, proses pencairan KTA pun terbilang cukup cepat dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, sepertu biaya renovasi rumah, pernikahan, dan lainnya.

Meski mudah dalam proses pengajuannya, KTA bisa jadi beban keuangan Anda, karena menerapkan bunga yang cukup tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bunga pinjaman ini sekitar 10 persen hingga 24 persen per tahunnya. Belum lagi kalau harus membayarkan sejumlah biaya lainnya, termasuk denda yang tidak kecil ketika terlambat melakukan pembayaran.

Kartu kredit

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/dokumen instimewa)

Fasilitas peminjaman uang ini cukup populer di tengah masyarakat. Dengan memilikinya, kita bisa membeli apapun di masa tidak memiliki uang yang cukup. Namun, dalam menggunakannya secara berhati-hati. Hindari berbelanja terlalu konsumtif dengan menggunakankartu kredit, karena dibalik dana dan fasilitas yang Anda nikmati ada bunga bank yang dibebankan. 

Rata-rata bunga kartu kredit adalah sebesar 2,5 persen – 4 persen per bulannya, tergantung kebijakan bank penerbit kartu kredit. Bila menunggak tagihan, Anda pun akan dikenakan denda atau biaya overlimit saat pemakaian melampaui pagu kredit. Maka ada baiknya Anda bijak dalam memanfaatkan fasilitas ini. 

Utang arisan

ilustrasi melunasi utang (unsplash.com/Allef Vinicius)

Sebenarnya jenis ini cukup konvensional dan banyak dilakukan oleh kaum perempuan dalam bentuk arisan. Arisan pun bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari arisan uang baik dalam rupiah atau mata uang dolar, berlian, sampai arisan emas batangan.

Arisan kerap dianggap sebagai menabung.Namun, ada baiknya Anda bijaksana dalam mengikuti arisan. Jangan sampai mengikuti arisan dengan alasan pergaulan, maka aktivitas ini bisa mendatangkan masalah utang yang cukup berisiko dan kewalahan untuk pelunasannya.

Pinjaman online

Ilustrasi Pinjol. (ShutterStock/conrado)

Teknologi tak selamanya mendatangkan manfaat baik, ada juga manfaat buruk yang bisa terjadi, tergantung para penggunanya. Pinjaman online (pinjol) adalah contohnya, dimana meminjam uang jadi lebih mudah dan prosesnya cukup singkat. Sebagian memang sudah terdaftar di Otoritas Jasa keuangan (OJK), tapi masih banyak juga yang belum terdaftar dan bersifat illegal.

Sayangnya, bunga pinjol cukup besar dan bisa membuat utang jadi membengkak saat kita bertemu momentum ketidakmampuan membayar. Banyak kasus dan masyarakat yang menjadi korbannya, karena terjebak pola pikir ‘gali lubang tutup lubang’ utang. Pinjol identik dengan debt collector yang seringkali mengganggu kehidupan dan memberikan tekanan lebih saat kita telat membayar cicilan.

Paylater

Telkomsel PayLater memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi beragam produk dan layanan digital yang ada di Aplikasi MyTelkomsel. Dok/Telkomsel.

Fitur utang ini cukup mudah untuk diakses secara online dan banyak perusahaan teknologi–seperti e-commerce atau pemesanan akomodasi pariwisata–menawarkan fasilitas ini. Sah-sah saja dan sering pula membantu dalam keadaan keuangan yang terdesak.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan produk keuangan ini bisa memicu kita lebih konsumtif dan membeli apa saya yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan. Sementara itu, seluruh tagihan paylater adalah utang, yang jika tidak dilunasi tepat waktu, bisa menjadi masalah di dalam keuangan.

Demikianlah beberapa jenis utang yang seringkali menimbulkan masalah keuangan. Kecanggihan teknologi dan fitur-fitur yang ada seharusnya memudahkan kehidupan manusia, bukannya justru mempersulit. Pengelolaan keuangan memang hal yang krusial untuk dilakukan dengan bijak, bukannya menambah masalah dengan berutang di saat yang tak tepat.

Related Topics

UtangKeuangan

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M