CEO Indodax Sebut Industri Kripto Nasional Lebih Baik Tanpa PPN

Pajak besar buat trader enggan bertransaksi di dalam negeri.

CEO Indodax Sebut Industri Kripto Nasional Lebih Baik Tanpa PPN
Ilustrasi Indodax. Shutterstock/Ira Lichi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Direktur Utama Indodax, Oscar Darmawan, mengatakan bahwa Industri Kripto di Indonesia bisa lebih baik tanpa adanya Pajak Pertambahan Nilai (Ppn), seperti  transaksi di pasar saham.

Ia berharap pemerintah bisa mengevaluasi kembali penerapan pajak PPN pada aset kripto. “Perkembangan regulasi semakin baik di Indonesia dengan adanya pajak kripto, baik PPh dan PPn. Tetapi, dengan tidak adanya PPN, itu lebih baik,” katanya dalam pembahasan ekosistem kripto yang diadakan oleh Indodax, Selasa (27/2).

Menurutnya, PPN yang selama ini diterapkan sebesar 0,11 persen, seharusnya tidak perlu disertakan mengingat aset kripto saat ini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga masuk ke dalam sektor keuangan.

Selain PPN, jenis pajak lain yang dikenakan pada aset kripto di Indonesia adalah pajak penghasilan (PPh) sebesar 0,10 persen dan tambahan 0,02 persen untuk biaya bursa, deposito, serta kliring.

Masih tumbuh

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Sanjaya. Ia menilai, pajak aset kripto turut berdampak terhadap nilai transaksi kripto di dalam negeri. “Dengan pengenaan pajak sebesar saat ini menambah biaya bagi para nasabah. Banyak nasabah yang transaksi di exchange luar negeri,” katanya.

Menurutnya, industri kripto dalam negeri baru saja bertumbuh dan sangat membutuhkan ruang untuk bisa berkembang. Dengan pengenaan pajak yang cukup besar, dikhawatirkan para pelaku pasar menjadi ragu dan enggan bertransaksi melalui perusahaan dalam negeri, seperti Indodax.

“Nanti kripto menjadi sektor keungan, kami harapkan komitmen Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk evaluasi pajak ini. Evaluasinya karena ini sudah lebih dari satu tahun. Tentu saja, biasanya pajak itu ada evaluasi tiap tahun,” kata Tirta.

Sepanjang tahun 2023, DJP mencatat penerimaan negara dari pajak kripto mencapai Rp647,52 miliar. Sementara, hingga Januari 2024, penerimaan negara dari pajak kripto sudah mencapai Rp39,13 miliar, dengan perincian sebanyak Rp18,25 miliar berasal dari PPh Pasal 22 dan Rp20,88 miliar sisanya dari PPN.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Ekspor Nonmigas April 2024: Logam Mulia Turun, Nikel Naik
Ini Tips Kelola Keuangan Untuk Pasturi yang LDR Antar Negara
Dibayangi Risiko Geopolitik,Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,06% di 2024
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Riset East Ventures: Kesenjangan Digital RI Turun Meski Spread Naik
Impor Barang Konsumsi Januari-April 2024 Melesat 12,55%, Ini Pemicunya