Demi Transformasi, Bank-bank Digital Migrasi ke Google Cloud

Google Cloud dan AI jadi masa depan perbankan.

Demi Transformasi, Bank-bank Digital Migrasi ke Google Cloud
Ilustrasi pertumbuhan bisnis, perencanaan, dan strategi. Shutterstock/PopTika
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah krisis akibat pandemi, ternyata menyisakan keuntungan bagi sektor perbankan. Sebab dengan situasi ini justru mempercepat digitalisasi perbankan. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2021 terus meningkat sejalan dengan penerimaan dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring. Juga perluasan pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.

Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,66 persen year on year (yoy) menjadi Rp24,8 triliun. Nilai transaksi digital banking mencapai Rp3.468,4 triliun, tumbuh 61,80 persen yoy per Agustus 2021.

Upaya digitalisasi perbankan pun kian masif. Salah satunya dengan mengandalkan Google Cloud Platform (GCP) sebagai penyedia cloud utama yang diharapkan mampu mempercepat platform dan strategi perbankan digital. Seperti Baru-baru ini, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. bekerja sama dengan Google Cloud di beberapa area strategis, seiring dengan upaya ekspansi perseroan dalam mewujudkan inklusi keuangan.

CEO BRI Agro, Kaspar Situmorang mengatakan, bahwa kolaborasi antara Google dan BRI sudah dibangun sebagai bagian dari transformasi digital BRIvolution.

“BRI Agro sebagai anak perusahaan BRI, melanjutkan perjalanannya menjadi bank digital dan melanjutkan kolaborasi sukses tersebut dengan menggunakan Google Cloud Platform untuk memperkuat infrastruktur digital dan melayani segmen gig economy,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Kamis (4/11).

Pemanfaatan Google Cloud untuk inovasi dan akselerasi layanan perbankan

ShutterStock/Chan2545

BRI Agro akan bekerja sama dengan Google Cloud di beberapa area strategis. Pertama, memigrasikan aplikasi perbankan inti dan perbankan internal ke cloud publik untuk ketahanan dan keandalan. Kedua, mendorong personalisasi konsumen dengan membangun strategi cloud data di Google Cloud. 

Ketiga, merangkul arsitektur layanan mikro dan Open Banking API untuk agilitas bisnis. Keempat, tumbuh tanpa mengorbankan keamanan dan kepatuhan. Mencakup keamanan untuk melindungi data perbankan dan membantu bank digital menjaga kepatuhan terhadap peraturan, pencegahan penipuan, serta keamanan secara menyeluruh.

“Inovasi dalam layanan keuangan dan kemampuan beradaptasi di dunia pascapandemi diatur oleh disrupsi teknologi,” kata Country Director, Google Cloud di Indonesia Megawaty Khie. 

Langkah serupa juga dilakukan PT Bank Jago Tbk (ARTO), yakni menjalin kerja sama dengan Google Cloud dan Mambu terkait aplikasi Jago. Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan, pihaknya meyakini bahwa teknologi bukan sekadar memberikan pengalaman baru bagi nasabah. Teknologi juga memampukan bank untuk beroperasi secara efisien, dan menciptakan terobosan baru yang inovatif. 

“Teknologi Cloud Banking Mambu dan kemitraannya dengan Google Cloud memberikan solusi core banking yang sesuai dengan aspirasi Bank Jago dan memungkinkan kami menawarkan cloud-based banking services yang fleksibel kepada nasabah kami,” ujar Kharim beberapa waktu lalu.

Managing Director, Mambu APAC, Myles Bertrand menjelaskan, Bank Jago menggunakan layanan cloud-service banking untuk dapat memproses dan menyimpan sistem dan data elektronik.

“Kami sangat bersemangat untuk menghadirkan dan memperkenalkan composable banking architecture di Indonesia. Bersama Google Cloud Platform, kami akan mewujudkan cloud-banking service dan kami berharap dalam waktu dekat hal ini akan memberikan kemajuan besar bagi layanan perbankan di Indonesia,” kata dia.

Amar Bank mengumumkan juga bekerja sama dengan Google Cloud memperkenalkan produk Senyumku sebagai digital-only bank pertama di Indonesia yang diluncurkan di Cloud.

Sejak peluncuran regional Google Cloud di Jakarta, Amar Bank telah menggunakan teknologi Google Cloud untuk berbagai penggunaan bisnis, seperti peluncuran berbagai produk dan fitur, Arsitektur Big Data, AI dan Analytics, dan lainnya. 

Kolaborasi Amar Bank dan Google Cloud didukung oleh FIS Cloud dan Infofabrica, untuk memungkinkan Bank memanfaatkan kecerdasan data analytics dan machine learning, sehingga memberikan pengalaman nasabah yang dipersonalisasi dengan lebih cepat.

Google Cloud dan AI jadi masa depan perbankan

Ilustrasi bank digital. (Shutterstock/Song_about_summer)

Laporan terbaru Mambu dan Google Cloud bertajuk ‘Bank Masa Depan’ mengidentifikasi bentuk perbankan yang hadir di saat ini sebagai garis batas revolusi dalam bidang keuangan digital. Memperlihatkan bahwa AI siap menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih personal dalam revolusi keuangan digital. 

Hasil laporan mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah mendongkrak permintaan konsumen terhadap layanan keuangan yang selalu aktif, bercorak digital dengan sentuhan personal dan siap sedia di perangkat seluler.

Tidak seperti 20 tahun silam, konsumen kini sudah tidak lagi melirik bank-bank konvensional ketika ingin mentransfer atau mengelola uang mereka. Penyebabnya ada dua faktor, yaitu akses ke layanan cloud semakin baik dan persaingan semakin tajam dari kubu perusahaan teknologi finansial (tekfin) dan para praktisi yang progresif.

CEO Mambu Eugene Danilkis mengatakan, laporan ini memberikan bukti nyata bagi dunia bahwa bank sebagai institusi pelayanan kini sudah tidak ada lagi. Bank-bank kontemporer, yang lahir untuk bertahan dalam jangka panjang, perlu ditata ulang agar siap berubah.

“Jika ingin memosisikan diri sebagai mitra gaya hidup yang selaras dengan kebutuhan perbankan modern para pelanggan, praktisi perbankan konvensional harus berevolusi dengan sangat cepat dan tanpa rasa takut,” ujarnya, Jumat (29/10).

Bank dituntut bertindak cepat agak tak semakin tertinggal

Artificial Intelligence. (ShutterStock/metamorworks)

Menurut Eugene, kunci evolusi itu adalah merangkul teknologi AI, mulai dari pencegahan penipuan dan manajemen risiko hingga penyediaan pengalaman pelanggan yang terpersonalisasi serta peningkatan efisiensi berkat otomatisasi di semua lini. Bank dituntut bertindak cepat agak tak semakin tertinggal.

“Berkat pemanfaatan kemampuan AI dan teknologi cloud itu, bank akan mampu merumuskan ulang pengalaman pelanggan dan mengoptimalkan aliran pendapatan baru di pasar yang kompetitif,” katanya.

Joachim Wuest, Director, Financial Services Industry Google Cloud, menambahkan pemanfaatan AI menjadi relevan saat ini karena industri layanan keuangan terus mengalami transformasi digital. Untuk itu, kebutuhan perusahaan akan solusi yang menghadirkan pengalaman terpersonalisasi bagi para pelanggan semakin besar.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pacu Dana Murah, CASA BTN Capai 50,1%
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang