Inflasi Belum Reda, The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin

Upaya mendinginkan inflasi.

Inflasi Belum Reda, The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin
Ilustrasi : Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. (Shutterstock/Paul Brady Photography)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada Rabu (27/7) untuk bulan kedua berturut-turut. Hal ini merupakan upaya untuk mendinginkan inflasi.

Kenaikan suku bunga tersebut membuat kenaikan kumulatif selama Juni-Juli 2022 menjadi 150 basis poin, paling tinggi sejak era pertarungan harga masa kepemimpinan Paul Volcker di awal 1980-an. Suku bunga Fed Funds Rate (FFR) menjadi pada kisaran 2,25 persen-2,5 persen.

"Saya tidak berpikir AS saat ini dalam resesi. Dan alasannya adalah, ada terlalu banyak bidang ekonomi, berkinerja terlalu baik. Saya akan menunjuk ke pasar tenaga kerja secara khusus," kata Gubernur Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers keputusan The Fed seperti dikutip dari Fortune.com, Kamis (28/7).

Kenaikan terakhir menempatkan suku bunga mendekati perkiraan netral pembuat kebijakan Fed—tingkat yang tidak mempercepat atau memperlambat ekonomi. Pada pertengahan Juni, para pejabat diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi sekitar 3,4 persen untuk tahun ini, dan 3,8 persen pada 2023.

Masih terus diamati

Investor sekarang mengamati apakah Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada September mendatang. Namun, jika inflasi tetap tidak terkendali, maka bank sentral AS dipastikan melanjutkan kenaikan suku bunga.

Inflasi AS naik 9,1 persen pada Juni secara tahunan. Hal tersebut melampaui perkiraan dan mencapai level tertinggi baru dalam empat dekade terakhir. Kenaikan harga mengikis pendapatan dan menabur ketidakpuasan dengan ekonomi, menciptakan tantangan bagi Presiden Joe Biden dan anggota Kongres Demokrat menjelang pemilihan paruh waktu.

Inflasi yang tinggi sempat memicu spekulasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar persentase poin penuh pada bulan ini. Tetapi taruhan itu kembali muncul setelah pejabat Fed menyuarakan kewaspadaan dan pembacaan utama pada ekspektasi konsumen untuk inflasi di masa depan lebih baik dari yang diharapkan.

Keputusan akan bergantung pada data

Ilustrasi : inflasi Amerika Serikat (Dok. Shutterstock)

Powell mengatakan Fed juga akan memperlambat laju kenaikan di beberapa titik. Selain itu, dia mengatakan para pejabat akan menetapkan kebijakan berdasarkan pertemuan demi pertemuan daripada menawarkan panduan eksplisit tentang ukuran pergerakan suku bunga berikutnya, seperti yang telah dia lakukan baru-baru ini.

Pernyataan kebijakan terbaru memberikan sedikit panduan eksplisit tentang langkah apa yang mungkin diambil Fed selanjutnya. Keputusan suku bunga akan sangat bergantung pada data inflasi mendatang.

Bank-bank sentral di seluruh dunia juga terlibat dalam pertempuran melawan lonjakan inflasii. Awal bulan ini Bank of Canada menaikkan suku bunga dengan persentase poin penuh, dan Bank Sentral Eropa terkejut dengan langkah setengah poin yang lebih besar dari perkiraan, kenaikan pertama dalam lebih dari satu dekade.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi