Reksadana Pendapatan Tetap Dominasi Kelolaan, Kenali Untung-Risikonya

Reksa dana dianggap instrumen investasi minim risiko.

Reksadana Pendapatan Tetap Dominasi Kelolaan, Kenali Untung-Risikonya
Shutterstock/ITTIGallery
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan industri reksadana per September 2021 mencapai Rp551,76 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai Rp542,54 triliun dan Rp510,14 triliun pada September 2020.

Dilihat dari jenisnya, reksadana pendapatan tetap mendominasi dana kelolaan industri reksadana yang mencapai Rp 152,26 triliun atau 27,6 persen dari total dana kelolaan.

Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi pilihan masyarakat, termasuk milenial. Sebab dinilai minim risiko, menguntungkan, mudah dicairkan, dan aman karena dikelola manajer investasi.

Secara umum reksadana terbagi menjadi empat jenis, reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Untuk investasi reksadana pun sekarang sangat terjangkau. Terutama reksadana yang dijajakan di e-commerce. Modalnya receh, dimulai dari Rp10 ribu.

 Menurut POJK Nomor 47 /POJK.04/2015 Tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksadana Terbuka, reksadana pendapatan tetap sebagian besar alokasi investasinya (minimal 80 persen) ditempatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap misalnya surat utang atau obligasi.

Siapa yang Bisa Berinvestasi?

Sebenarnya, semua orang dapat berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap. Namun, sangat penting untuk mencari instrumen investasi yang cocok dengan karakter investor. Pada dasarnya, reksadana lebih minim risiko sehingga sesuai untuk investor pemula dan konservatif. 

Pada umumnya, tipe investor berinvestasi untuk jangka pendek hingga menengah, yaitu antara 1-5 tahun. Tujuan investasi antara lain untuk biaya nikah, dana pendidikan, atau membeli properti. Pada jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) cenderung naik dan stabil atau tidak banyak mengalami fluktuasi. 

Keuntungan Reksadana Pendapatan Tetap

Keuntungan sebuah investasi berbanding lurus dengan tingkat risikonya. Pun di reksadana pendapatan tetap.

Imbal hasil atau return pada RDPT sekitar 7 persen sampai dengan 8 persen per tahun, bahkan rata-rata mampu mencapai 9 persen per tahun. Potensi keuntungan berivestasi pada RDPT lebih tinggi daripada Reksadana Pasar Uang yaitu sekitar 4-7 persen per tahun. Beberapa kelebihan berinvestasi pada RDPT, antara lain:

  1. Modal investasi  sangat terjangkau, bisa dimulai dari Rp 10 ribu untuk pembelian reksadana secara online.
  2. Peluang untung besar seiring perkembangan NAB reksadana.
  3. Imbal hasil reksadana bebas pajak, tidak seperti bunga deposito yang kena pajak PPh sebesar 20 persen.
  4. Dapat dicairkan atau ditarik sewaktu-waktu pada hari bursa.
  5. Dana dikelola oleh Manajer Investasi, pilih yang profesional dan mengantongi izin dari OJK.
  6. Pengelolaan RDPT diawasi dan diatur OJK.

Risiko Reksadana Pendapatan Tetap

Meski kelebihannya banyak, RDPT juga punya risiko yang harus diwaspadai walaupun tingkatnya tergolong rendah diantaranya:

  1. Risiko penurunan nilai unit penyertaan karena dipengaruhi turunnya harga surat utang.
  2. Risiko likuiditas yang menyangkut kesulitan dari Manajer Investasi untuk menyediakan uang tunai bila investor ramai-ramai mencairkan reksadananya.
  3. Risiko wanprestasi adalah risiko yang muncul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan penurunan NAB.
  4. Dana investor tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena bukan produk perbankan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi