DBS Salurkan US$30,5 Miliar Pendanaan Berkelanjutan pada 2020-2022

DBS terapkan tiga pilar dalam penyaluran pendanaan hijau.

DBS Salurkan US$30,5 Miliar Pendanaan Berkelanjutan pada 2020-2022
Foto Ilustrasi Bank DBS/Dokumen Istimewa
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank DBS menyalurkan pendanaan berkelanjutan (sustainable finance) US$30,5 miliar pada 2022, setara 61 persen dari target US$50 miliar pada 2024.

SVP Treasury & Markets Bank DBS Indonesia, Tony M. Suryo Mulyono, mengatakan target yang dicanangkan pada 2020 tersebut merupakan bagian dari upaya DBS membantu pelanggan memasukkan praktik bisnis berkelanjutan ke dalam strategi bisnis mereka secara keseluruhan.

Komitmen tersebut juga memperkuat upaya DBS dalam menjalankan praktik perbankan yang bertanggung jawab. 

"Di DBS itu banking berubah paradigmanya. Banking bukan hanya mencari untung. Kami punya peran yang jauh lebih besar karena menyalurkan dana ke pelaku usaha mencakup seluruh sektor," ujarnya dalam Fortune Indonesia Summit 2023, Kamis (16/3).

Tony menyatakan DBS merancang tiga pilar utama untuk menjalankan praktik sustainable banking yakni social responsibility, risk management, dan business opportunity.

Ketiga pilar tersebut juga memperhatikan kondisi pandemi dua tahun belakangan saat banyak perusahaan ingin memajukan agenda keberlanjutan melalui sustainable finance.

"Social responsibility dicanangkan karena dari perpindahan bisnis tidak ramah lingkungan ke ramah lingkungan pasti ada dampaknya," katanya.

Kemudian, dalam hal manajemen risiko, perusahaan menyadari bahwa dalam menjalankan transisi banyak perusahaan yang tidak dapat serta-merta langsung beralih. Karena itu, dengan mempertimbangkan pilar tersebut, DBS merancang semacam panduan atau taksonomi keuangan berkelanjutan yang disebut "path to net zero".

"Makanya just transition harus diterapkan. Kedua, risk management. Kalau kita fail to adapt, bisnis kita bisa tutup. Enggak dapat pendanaan dan sebagainya," ujarnya.

Taksonomi keuangan berkelanjutan DBS 

Taksonomi dimaksud diarahkan secara khusus kepada 9 sektor, di antaranya sektor otomotif, penerbangan, agrikultur, ketenagalistrikan, dan real estate.

"Sembilan sektor ini dalam portofolio pendanaan kami memang cuma 30 persen. Tapi karena 9 sektor ini memproduksi emisi sampai 60 persen, jadi kami lihat dulu baru kita nilai," katanya.

Dalam pilar business opportunity, DBS mempertimbangkan peluang-peluang usaha baru yang muncul dari transisi bisnis lebih ramah lingkungan. "Misalnya untuk kendaraan listrik, yang dibangun bukan hanya mobil, tapi the whole ecosystem. Ada baterai, charging station, dan sebagainya," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Apple Minta Maaf atas Iklan iPad Pro yang Tuai Kontroversi
Pertamina Bantah Isu tentang Penghentian Penjualan Pertalite
PT Timah Rombak Jajaran Direksi, Ini Daftar Terbarunya
5 Tips Jaga Privasi Chat di WhatsApp Dengan Manfaatkan Fitur yang Ada
RUPST Bank Mas Absen Bagi Dividen dan Ganti Direktur
Paramount Petals Bangun Area Komersial Berbasis Kota Mandiri