Defisit APBN 2022 Capai 2,85 Persen PDB

Defisit APBN 2022 jauh lebih rendah dari target.

Defisit APBN 2022 Capai 2,85 Persen PDB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers hasil 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 pada Desember mencapai 2,85 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Angka tersebut lebih rendah dari target 4,50 persen dari PDB yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 tentang Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 tentang Revisi APBN 2022 yang sebesar Rp2.266,2 triliun, dan tumbuh 30,6 persen dari 2021.

“Defisit APBN 2022 tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau turun 40,1 persen dibandingkan defisit tahun lalu yang sebesar Rp775,1 triliun. Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Selasa (3/12).

Defisit tersebut berasal dari realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp2.626,4 triliun atau 115,9 persen dari target. Capaian tersebut ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2.034,5 triliun atau 114,0 persen dari target Rp1.784,0 triliun dan tumbuh 31,4 persen dibandingkan penerimaan perpajakan 2021 yang sebesar Rp1.278,6 triliun.

Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp588,3 triliun atau 122,2 persen dari target Rp481,6 triliun. PNBP dalam APBN 2022 juga tercatat tumbuh 28,3 persen dibandingkan dengan 2021 yang sebesar Rp458,5 triliun.

“Kinerja pendapatan negara baik pajak, bea cukai, dan PNBP tercatat luar biasa dalam dua tahun berturut-turut. Pada saat ekonomi pulih, kita juga mulai memulihkan seluruh penerimaan negara,” kata Sri Mulyani.

Realisasi belanja capai 99,5%

Sebaliknya, belanja negara pada 2022 mencapai Rp3.090,8 triliun atau 99,5 persen dari target dalam Perpres 98 Nomor 2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.

Belanja tersebut terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp1.079,3 triliun atau mencapai 114,1 persen dari target Rp945,8 triliun, serta belanja non-K/L sebesar Rp1.195,2 triliun atau 88,2 persen dari target.

“Belanja non-K/L termasuk subsidi energi dan kompensasi yang sangat besar, yang sudah kami jelaskan saat kenaikan BBM,” kata Sri Mulyani.

Realisasi subsidi energi dan kompensasi pada 2022 mencapai Rp551,2 triliun atau 109,7 persen dari target Rp502,4 triliun. Sedangkan pada awalnya, subsidi energi dan kompensasi dibidik hanya Rp152,5 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen