Badai PHK Meluas, McKinsey Bakal Pangkas 2.000 Karyawannya

PHK menjalar dari sektor teknologi sampai keuangan.

Badai PHK Meluas, McKinsey Bakal Pangkas 2.000 Karyawannya
ilustrasi PHK (unsplash.com/Christian Erfurt)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terutama di Amerika Serikat tampaknya telah meluas, tidak hanya dari sektor teknologi saja. Kali ini, giliran McKinsey & Co yang dikabarkan bakal memangkas 2.000 pekerjanya.

Bloomberg melansir, Rabu (22/2), rencana efisiensi tersebut dikatakan menjadi salah satu putaran PHK terbesar yang pernah dilakukan perusahaan konsultan tersebut.

Kabarnya, McKinsey bakal memangkas pada karyawan yang memiliki posisi staf pendukung yang tidak memiliki hubungan langsung dengan klien perusahaan.

“Kami mendesain ulang cara tim non-klien kami beroperasi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, sehingga tim ini dapat secara efektif mendukung dan menskalakan perusahaan kami," kata juru bicara McKinsey dalam pernyataan via email kepada Reuters.

Menurut warta Bloomberg, McKinsey, melalui rencana PHK yang disebut dengan Proyek Magnolia, akan melakukan restrukturisasi di struktur perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan memusatkan beberapa peran.

Badai PHK

ilustrasi pekerja kantoran (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

McKinsey padahal dikenal sebagai perusahaan yang kerap terlibat dalam perencanaan PHK dengan kliennya, demikian laporan The Straits Times.

Di sisi lain, perusahaan konsultan dari AS itu memang aktif merekrut karyawan dalam jumlah besar pada beberapa tahun terakhir. Saat ini, karyawan McKinsey mencapai 45.000 orang, naik ketimbang 28.000 pekerja pada lima tahun lalu.

Meski melakukan pemangkasan karyawan, menurut D.J Carella, selaku perwakilan dari McKinsey, perusahaan masih akan merekrut tenaga profesional yang memiliki hubungan langsung dengan klien.

Menurut The Straits Times, perusahaan di pelbagai industri, mulai dari keuangan dan teknologi, ramai-ramai memangkas jumlah pekerja menyusul perlambatan permintaan serta ancaman resesi.

Pekan lalu, Financial Times melaporkan KPMG memangkas hampir 2 persen tenaga kerjanya di AS. Dengan begitu, KPMG menjadi perusahaan pertama dari empat firma akuntansi besar di dunia yang mengumumkan langkah PHK. Informasi saja, perusahaan yang tergabung dalam Big Four Accounting Firms ini, yaitu PWC, Deloitte, EY, dan KPMG.

Dari sektor keuangan, perusahaan seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley belum lama ini memangkas ribuan pekerja. Adapun PHK massal sektor teknologi datang dari raksasa seperti Amazon.com dan Microsoft.

Disney pun ikut menjadi perusahaan yang mengambil langkah efisiensi pekerja. Pada awal bulan ini, perusahaan memangkas 7.000 karyawannya secara global atau sekitar 3 persen. Diketahui total karyawan mencapai 220.000 pekerja, di mana 166.000 orang bekerja di Amerika Serikat.

Related Topics

McKinseyPHK

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

3 Cara Mengubah Suara Menjadi Teks Untuk Kebutuhan Konten
Cara Melihat Pesan WA yang Terhapus, Tanpa Aplikasi Tambahan
Panduan Cara Ganti Kartu ATM BCA yang Hilang atau Rusak
10 Kacamata Termahal di Dunia Lengkap dengan Harganya!
Usai PHK Karyawan Tesla, Elon Musk Investasi Rp8 Triliun. Buat Apa?
Ekspektasi Fed Pangkas FFR Menguat, IHSG Berpotensi Rebound