IMF Sebut Kripto Tak Ganggu Sistem Keuangan, Ini Tanggapan Aspakrindo

Teknologi blockchain tawarkan prospek bagi layanan keuangan.

IMF Sebut Kripto Tak Ganggu Sistem Keuangan, Ini Tanggapan Aspakrindo
Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Pedrosek
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) menanggapi positif pernyataan Dana Moneter Internasional (DMI) soal kejatuhan pasar aset kripto yang tak menganggu sistem keuangan global. 

Menurut Ketua Umum Aspakrindo, Teguh Kurniawan Harmanda, dalam keterangan resmi kepada media (1/8), pernyataan IMF itu mengindikasikan kemelut sistem keuangan global justru bisa berdampak besar bagi aset kripto.

"Risiko stabilitas keuangan saat ini relatif terbatas, dan tidak mungkin dengan sendirinya cukup besar untuk menjadi risiko stabilitas keuangan," kata Harmanda.

Dalam laporan bertajuk World Economic Outlook Update: Gloomy and More Uncertain, Kamis (28/7), IMF mengakui pasar aset kripto telah mengalami aksi jual jor-joran. Namun, situasi tersebut dianggap belum memberikan efek merusak bagi sistem keuangan global.

Regulasi di Indonesia

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Jika melihat konteks di Indonesia, kata Harmanda, regulasi mengenai aset kripto sudah sangat jelas, serta memitigasi pelbagai risiko yang dapat terjadi, termasuk yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan.

“Dengan tegas otoritas menyatakan kripto sebagai aset komoditi, bukan sebagai mata uang untuk alat pembayaran,” ujar Harmanda.

Aset kripto tidak diatur Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, atau Otoritas Jasa Keuangan, melainkan Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Terdapat peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Perdagangan Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka.

Pengaturan diharapkan dapat memberikan manfaat, seperti meningkatkan investasi dalam negeri atau mencegah arus keluar modal, memberikan perlindungan kepada konsumen dan kepastian usaha, mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta membuka lowongan di bidang teknologi informasi.

"Peraturan perlu berkembang cukup cepat, baik di dalam negeri maupun di tingkat global, untuk mengatasi risiko yang dapat ditimbulkan di masa depan. Seberapa besar risiko tersebut dapat tumbuh akan sangat bergantung pada sifat dan kecepatan respons dari otoritas, tanpa menghambat inovasi,” katanya.

Prospek blockchain

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Blockchain justru sanggup menawarkan prospek perubahan dalam layanan keuangan, kata Harmanda. Teknologi tersebut turut memungkinkan pertumbuhan bisnis secara cepat.

"Alasan utama yang mendorong pertumbuhan solusi (blockchain) ini adalah karena transparansi yang tinggi dan peningkatan efisiensi," ujarnya.

Kini jumlah bank sentral yang mempertimbangkan penggunaan blockchain sebagai landasan teknologi mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) tak sedikit. Dia menyebut faktor penting adopsi blokchain untuk aset itu adalah soal keamanan dan privasi.

Banyak bank sentral dunia yang mempertimbangkan penggunaan blockchain sebagai landasan teknologi untuk central bank digital currency (CBDC). Faktor utama untuk adopsi blockchain adalah bahwa teknologi tersebut hadir dengan janji keamanan dan privasi.

Blockchain secara keseluruhan memiliki kemampuan untuk berbagi data dengan cepat dan aman. Teknologi itu membuat catatan data dengan enkripsi sepenuhnya. “Ini adalah teknologi canggih yang dapat membawa perubahan positif dalam efisiensi dan inklusi keuangan. Tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua regulasi," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M