Kinerja Manufaktur Ekspansif, Pemerintah Optimistis Akan Berlanjut

Manufaktur masih memilki tantangan pemulihan.

Kinerja Manufaktur Ekspansif, Pemerintah Optimistis Akan Berlanjut
Dua pekerja bersiap mengemas gula Maniskita di Rumah Kemasan Gula di Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/7). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kinerja industri manufaktur domestik semakin ekspansif pada Agustus tahun ini. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian optimistis bahwa tren positif kinerja sektor pengolahan ini akan berlanjut hingga akhir tahun.

Menurut laporan terbaru S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan lalu 51,7 atau naik ketimbang 51,3 pada bulan sebelumnya. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan industri pengolahan tengah ekspansif, dan di bawah 50 menunjukkan performanya yang tertekan.

“Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik. Hal ini sebagai tanda bahwa upaya pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi telah menunjukkan dampaknya,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Kamis (1/9).

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman, menyatakan keseluruhan bisnis manufaktur membukukan perbaikan. Menurutnya, pertumbuhan yang terjadi pada output dan total permintaan baru merupakan sinyal menggembirakan bagi kesehatan ekonomi pada masa mendatang.

“Tekanan inflasi yang terus menurun juga merupakan sisi positif lain dari survei pada Agustus. Inflasi baik biaya input dan output menyesuaikan ke level rendah 14 bulan. Kita dapat berharap tekanan harga ini terus berkurang karena dampak COVID-19 terus menurun,’ ujar Laura dalam rilis resmi.

Menurut catatan Kemenperin, kinerja PMI manufaktur Indonesia ini kontras dengan negara lain. Contohnya Korea Selatan yang turun menjadi 47,6 dari sebelumnya 49,8, dan Jepang yang terkoreksi menjadi 51,5 dari sebelumnya 52,1.

Pemulihan bisnis

Pekerja menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterimanya di pabrik rokok PT Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (19/4). (ANTARAFOTO/Yusuf Nugroho)

Menurut Analisis S&P Global, sektor manufaktur menguat dalam empat bulan terakhir. Situasi ini didukung dengan peningkatan produksi yang beriring dengan kenaikan permintaan serta ekspansi pesanan baru.

Tren positif kinerja manufaktur ini berimbas terhadap peningkatan penciptaan lapangan kerja. Dengan adanya kenaikan volume pekerjaan ini, terjadi kenaikan jumlah bisnis yang belum terselesaikan pada Agustus.

Laporan sama menyebutkkan sentimen bisnis di sektor manufaktur secara keseluruhan tetap bertahan positif di tengah prospek pemulihan. “Sektor manufaktur terus mengalami peningkatan investasi. Saya optimistis ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Kami upayakan agar hambatan-hambatan investasi yang ada bisa kami atasi,” kata Agus .

Kemenperin bertekad untuk mendorong konsumsi domestik dengan memastikan produk-produk industri dalam negeri diserap secara maksimal. Langkah tersebut salah satunya dilakukan melalui belanja pemerintah lewat program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Meski demikian, Menperin mengingatkan soal tantangan kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang memicu persoalan krisis pangan dan krisis energi. Dua soal itu berdampak terhadap pasokan komoditas bagi sektor manufaktur.

Laura mengatakan meski data Agustus menunjukkan optimisme, kepercayaan bisnis secara keseluruhan menurun dari Juli, serta masih di bawah rata-rata sejarah sebelumnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar