Manulife: Dampak Krisis Rusia-Ukraina Terhadap Ekonomi RI Terbatas

Indonesia justru dapat menggaet sentimen positif perang itu.

Manulife: Dampak Krisis Rusia-Ukraina Terhadap Ekonomi RI Terbatas
Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Manulife Investment Management menyatakan dampak krisis Rusia-Ukraina terhadap perekonomian Indonesia terbatas. Bahkan, perusahaan keuangan tersebut justru menyatakan Indonesia dapat beroleh sentimen positif dari kemelut itu.

“Kami melihat bahwa eksposur terhadap ekonomi Indonesia akan tetap positif dan mendukung investasi jangka panjang,” kata Chief Economist & Investement Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan, dalam Investment Note, seperti dikutip pada Senin (21/3).

Menurut Katarina, investasi yang terdiversifikasi pada reksa dana saham serta reksa dana obligasi dapat membantu investor menjangkau hasil optimal melalui penyesuaian terhadap profil risiko serta tujuan masing-masing investor.

Di dalam negeri, misalnya, kinerja pasar modal terhitung stabil. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat 0,47 persen. Kapitalisasi pasarnya pun menguat 0,54 persen menjadi Rp8.731,25 triliun.

Investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp78,01 miliar, dan sepanjang tahun ini beli bersihnya mencapai Rp24,67 triliun.

Dampak konflik Rusia Ukraina: kenaikan harga komoditas

Konflik Eropa Timur memang berimbas besar terhadap perekonomian global langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung, misalnya, datang dari perdagangan dan investasi. Sedangkan, dampak tidak langsung muncul dari inflasi akibat harga energi, logam, dan pertanian.

Untuk Indonesia, dampak langsungnya terbatas karena relasi dagang yang rendah dengan Rusia dan Ukraina, menurut Katarina. Data menunjukkan pada kuartal ketiga 2021 impor dari Rusia hanya 0,2 persen dari total impor Indonesia. Investasi langsung dari Rusia juga hanya 0,08 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia. 

Katarina menyebut dampak tidak langsung dalam bentuk kenaikan harga komoditas lebih relevan. Rusia adalah produsen utama dari minyak bumi, gas, berbagai logam, serta produk agrikultur. Disrupsi pasokan dari negara tersebut mendorong kenaikan harga berbagai komoditas tadi.

“Sebagai produsen atau eksportir komoditas dalam skala besar, produk domestik bruto, transaksi berjalan, dan pendapatan pemerintah Indonesia kemungkinan besar akan diuntungkan dari kenaikan harga komoditas,” ujarnya.  

Di tengah kenaikan harga minyak 56,8 persen setahun terakhir, harga minyak kelapa sawit naik 56,0 persen dan harga batu bara naik 271,6 persen. Indonesia sebagai eksportir terbesar dari minyak kelapa sawit dan batu bara termal akan membukukan keuntungan dari kenaikan harga barusan

Kebijakan suku bunga bank sentral

Dalam keterangan sama, Katarina menyoroti soal kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menyesuaikan tingkat suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 0,25 persen hingga 0,5 persen. Keputusan ini menyusul tingkat inflasi di AS yang melonjak.

Sementara, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 3,50 persen.

“Kebijakan BI tersebut sudah sesuai perkiraan pasar, dan karenanya pasar Indonesia juga bergerak netral,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan keputusan suku bunga acuan sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi. Di saat sama, kebijakan itu merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak di Eropa Timur.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar