Mengenal Inklusi dan Literasi Keuangan dalam Ekonomi: Arti & Tujuan

Inklusi menekankan soal akses keuangan.

Mengenal Inklusi dan Literasi Keuangan dalam Ekonomi: Arti & Tujuan
ilustrasi manajemen keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Inklusi dan literasi keuangan merupakan indikator strategis yang menggambarkan kinerja perekonomian. Indeks tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat memiliki akses dan pengetahuan mengenai berbagai produk keuangan, mulai perbankan hingga asuransi.

Menurut The Consultative Group to Assist the Poor (CGAP-GPFI), inklusi keuangan merupakan kondisi ketika semua orang berusia kerja mampu mendapatkan akses secara efektif ke layanan finansial, seperti tabungan, sistem pembayaran, kredit/pinjaman, dan asuransi. Akses tersebut mencakup layanan yang bertanggung jawab dan aman, harga yang terjangkau untuk masyarakat serta berkelanjutan bagi penyedia, demikian situs web Finansialku.

Bank Dunia mendefinisikan inklusi keuangan sebagai akses bagi setiap individu dalam masyarakat maupun bisnis atau perusahaan dalam memanfaatkan produk atau layanan keuangan, demikian Accurate.

Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan 76/POJK.07/2016, inklusi keuangan adalah suatu ketersedian akses untuk berbagai produk, layanan jasa keuangan dan lembaga. Berbagai jasa keuangan di dalamnya bisa dipilih sesuai kemampuan dan keperluan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraannya.

Jika inklusi keuangan berbicara soal akses, maka literasi keuangan memberikan penekanan soal pengetahuan mengenai keuangan. Dalam arti lain, literasi keuangan dapat dikatakan sebagai kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam urusan keuangan.

Seseorang yang memiliki tingkat literasi keuangan baik akan memiliki kendali atas kondisi keuangannya, mampu melihat uang secara bijak, dan dari sudut pandang yang berbeda, serta mengetahui apa yang bisa dilakukan dengan uangnya.

Dalam istilah lain, literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengelola dan mengambil keputusan demi mencapai kesejahteraan. Semakin baik literasi keuangan, maka semakin tepat guna dan efektif produk keuangan yang bisa dimanfaatkan, seperti dikutip dari situs web finpedia.

Manfaat inklusi dan literasi keuangan

ilustrasi cash flow (unsplash.com/ Sharon McCutcheon)

Otoritas Jasa Keuangan menyatakan inklusi keuangan, atau kepemilikan produk keuangan, mesti selalu dibarengi dengan literasi keuangan yang baik. Sebab, tanpa pengetahuan, seseorang dapat mengalami kerugian ketika menggunakan produk keuangan tertentu.

Laporan Bank Dunia bertajuk Global Findex 2021 menunjukkan pengguna produk keuangan yang minim pengetahuan mengenai urusan finansial tidak dapat memanfaatkan produk keuangan dengan baik, bahkan sulit menghindari risiko di dalamnyya.

Sebagai misal, seseorang yang mengajukan kredit kendaraan bermotor tanpa literasi keuangan yang cukup bisa terkena biaya dan denda kredit jika tidak memahami soal tenggat pembayaran. Ia juga berisiko memiliki kebiasaan menumpuk utang.

Berdasarkan peraturan OJK, terdapat empat tujuan inklusi keuangan. Pertama, inklusi keuangan sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat pada suatu produk, lembaga atau layanan jasa keuangan. Kemudian, inklusi juga bertujuan untuk menyediakan produk atau layanan jasa keuangan pelaku usaha jasa keuangan (PUJK).

Ketiga, inklusi keuangan dapat pula meningkatkan produk atau layanan jasa keuangan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan dan keperluan masyarakat luas. Terakhir, inklusi bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk serta layanan jasa keuangan.

Kondisi inklusi keuangan secara keseluruhan pun diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaaat berikut, sebagaimana dilansir dari laman Bank Indonesia (BI)

  • Meningkatkan efisiensi ekonomi.
  • Mendukung stabilitas sistem keuangan.
  • Mendukung pendalaman pasar keuangan.
  • Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
  • Mendukung peningkatan Human Development Index(HDI) Indonesia.
  • Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan
  • Mengurangi kesenjangan
  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M