Meski Premi Turun, Kinerja Asuransi Jiwa Solid pada Semester I/2022

Industri telah bayarkan klaim & manfaat Rp83,9 triliun.

Meski Premi Turun, Kinerja Asuransi Jiwa Solid pada Semester I/2022
Ilustrasi asuransi jiwa. Shutterstock/Thodonal88
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan kinerja industri pada semester I-2022 berdasarkan laporan dari 58 perusahaan. Menurut catatan organisasi ini, total pendapatan asuransi jiwa pada periode dimaksud hanya Rp105,44 triliun, atau terkoreksi 12,3 persen secara tahunan (yoy).

Laporan AAJI menunjukkan khusus untuk pendapatan premi pada periode sama turun 8,9 persen dalam setahun menjadi Rp95,68 triliun. Namun, menurut Ketua AAJI, Budi Tampubolon, pendapatan premi reguler masih meningkat 1,3 persen menjadi Rp49,7 triliun.

“Meskipun secara umum pendapatan industri asuransi jiwa tertekan akibat dari menurunnya pendapatan premi tunggal, namun meningkatnya pendapatan premi regular mampu mengindikasikan bahwa masyarakat semakin mengerti fungsi proteksi jangka panjang dari produk asuransi jiwa,” kata Budi.

Bagi perusahaan asuransi jiwa, peningkatan pendapatan premi reguler ini justru disambut baik karena mendorong bisnis yang berkelanjutan.

Pada aspek lain, aset industri asuransi jiwa pada semester pertama tahun ini meningkat 5,6 persen menjadi Rp617,84 triliun.

Penetrasi asuransi

Google

Hingga semester I-2022, berdasarkan data AAJI, industri asuransi jiwa telah memberikan perlindungan kepada 73,9 juta orang, atau meningkat 19,1 persen ketimbang periode sama tahun sebelumnya.

Menurut Budi, kenaikan total tertanggung dapat dilihat dari dua sisi. Di satu sisi, total tertanggung tumbuh 23,7 persen menjadi 51,96 juta orang. Itu dianggap menyiratkan perbaikan seluruh sektor ekonomi. Dengan begitu, permintaan perlindungan asruansi dari perusahaan meningkat.

Di sisi lain, total tertanggung perorangan meningkat 9,5 persen menjadi 21,94 juta orang. Hal tersebut merupakan bentuk kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya proteksi asuransi untuk perlindungan dan perencanaan keuangan jangka panjang.

“Untuk pertama kalinya penetrasi asuransi jiwa terhadap jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai angka 8 persen. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat kepada industri asuransi jiwa semakin meningkat, di tengah tantangan perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi,” kata Budi.

Komitmen asuransi jiwa

Ilustrasi asuransi. (Pixabay/geralt)

Industri asuransi jiwa turut menunjukkan komitmennya dalam melindungi masyarakat, menurut Budi. Pembayaran klaim dan manfaat hingga semester pertama tahun ini mencapai Rp83,93 triliun, klaim kesehatan Rp6,94 triliun.

Lalu, untuk klaim COVID-19, pada Maret 2020 hingga Juni 2022, nominalnya mencapai Rp9,72 triliun.

“Besarnya klaim yang sudah dibayarkan oleh industri asuransi jiwa menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa merupakan industri yang likuid. Industri telah membantu lebih dari 6 juta keluarga Indonesia melalui pembayaran klaim dan manfaat," katanya.

Komitmen industri asuransi jiwa tampak pula dari kontribusi terhadap pasar modal. Menurut laporan AAJI, investasi industri asuransi jiwa mencapai Rp536,67 triliun atau naik 3,8 persen dalam setahun.

Dari jumlah tersebut, 61,3 persen atau setara dengan Rp329 triliun dialokasikan dalam instrumen investasi saham, sukuk korporasi, dan reksa dana. Sedangkan, sebanyak 22,8 persen atau senilai Rp122,46 triliun ditempatkan ke surat berharga negara (SBN).

Related Topics

Asuransi JiwaAAJI

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M