Reksa Dana: Jenis, Cara Kerja, Keuntungan, dan Risiko

Reksa dana menawarkan diversifikasi risiko dalam investasi.

Reksa Dana: Jenis, Cara Kerja, Keuntungan, dan Risiko
Romolo Tavani/Shutterstock
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Reksa dana adalah salah satu instrumen investasi sangat cocok untuk para investor pemula. Ada banyak sekali jenis investasi seperti emas, saham, mata uang virtual, dan lainnya.

Namun, jenis investasi reksa dana sesuai bagi Anda yang memiliki modal yang kecil dan tidak memiliki waktu luang untuk mengelola dana dan menghitung risiko atas investasi tersebut. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, simak pembahasan di bawah ini.

Apa itu reksa dana?

Khakimullin Aleksandr/Shutterstock

Dikutip ojk.go.id, “Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.”

Saat ini, banyak orang yang memilih investasi sebagai tabungan masa depan yang lebih menjanjikan karena keuntungannya. 

Salah satu instrumen investasi yang dapat Anda pilih adalah reksa dana. Cara kerja dari jenis investasi ini adalah dana tersebut akan akan dikelola oleh manajer investasi untuk membeli sekumpulan surat berharga yang bisa mendatangkan keuntungan.

Reksa dana dinilai sebagai sebuah alternatif investasi, khususnya bagi pemodal kecil dan pemodal yang tidak waktu luang serta keahlian untuk mempelajari pengelolaan keuangan dan risiko investasi yang dilakukan.

Jenis-jenis reksa dana

Berikut ini adalah jenis-jenis reksa dana yang bisa Anda pilih, di antaranya sebagai berikut:

1. Reksa dana pasar uang (Money Market Fund)

Reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang melakukan investasi dalam bentuk instrumen yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Contoh dari reksa dana pasar uang, yakni Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito, dan instrumen investasi pasar uang lainnya.

2. Reksa dana pendapatan tetap (Fixed Income Fund)

Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana dimana investor harus menginvestasikan minimal 80 persen dari aktivanya dalam bentuk obligasi. 

Jenis reksa dana ini memiliki risiko yang lebih besar dibanding reksa dana pasar uang. Akan tetapi, tujuan dari jenis reksa dana ini untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. 

3. Reksa dana saham (Equity Fund)

Jenis reksa dana lainnya adalah reksa dana saham. Di sini, Anda harus mengalokasikan dana bersifat ekuitas sekurang-kurangnya 80 persen dari aktiva Anda .

Risiko reksa dana saham relatif lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Namun, reksa dana saham juga memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

Reksa dana campuran (Balance Mutual Fund)

Reksa dana campuran adalah bentuk dana investasinya lebih bervariasi. Bertujuan agar pertumbuhan harga dan pendapatan yang didapatkan bisa didapat dari sejumlah aktiva.

Adapun risiko reksa dana campuran memiliki potensi keuntungan yang relatif lebih besar dibandingkan reksa dana pendapatan tetap.

Cara kerja investasi reksa dana

Reksa dana sebagai jenis investasi yang cukup mudah untuk dijalankan, khususnya bagi pemula.

Saat ini, sudah banyak aplikasi yang memiliki izin untuk menjual reksa dana, sehingga Anda tidak perlu khawatir lagi untuk mencarinya. 

Sebelum terjun ke dunia investasi, alangkah lebih baiknya Anda memahami terlebih dahulu bagaimana cara kerja investasi reksa dana tersebut.

Pertama, manajer investasi akan mengumpulkan dana dari para nasabahnya. Dana yang sudah terkumpul akan dialokasi untuk membeli sejumlah instrumen investasi yang sudah disetujui sebelumnya dengan para nasabah. 

Nantinya, nasabah akan menerima informasi dari manajer investasi terkait dana yang sudah diinvestasikan secara berkala. Informasi yang diberikan adalah seputar kinerja produk, komposisi aset dan portofolio efek.

Sementara itu, manajer investasi akan memotong biaya operasional berupa expense ratio yang akan dibebankan kepada nasabah.

Sebagai instrumen investasi, reksa dana mendatangkan berbagai peluang imbal hasil yang dapat menyentuh angka 20 persen per tahun. Reksa dana juga menawarkan diversifikasi risiko. Sebab, dana investor disebar ke berbagai instrumen, sehingga jika terjadi risiko tidak semuanya anjlok atau turun nilainya secara bersamaan.

Keuntungan berinvestasi di reksa dana

Ada beberapa keuntungan bagi Anda berinvestasi di reksa dana, khususnya bagi Anda yang investor pemula. Berikut penjelasannya:

Risiko lebih kecil

Reksa dana memberikan keuntungan bagi Anda untuk menempatkan dana investasi di beberapa aset (diversifikasi investasi). Hal ini membuat kemungkinan risiko yang dihadapi lebih kecil.

Dikelola oleh ahlinya

Dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi yang telah berpengalaman dalam menganalisa pasar modal. Anda tidak perlu repot untuk mempelajari lebih dalam mengenai keadaan ekonomi pasar, strategi investasi, dan lainnya.

Transparansi

Pihak manajer investasi akan memberitahu mengenai risiko-risiko dan biaya dari aset-aset yang diinvestasikan.

Modal yang terjangkau

Mulai dari Rp100 ribu, Anda sudah bisa membeli atau melakukan investasi melalui reksa dana.

Terjaga likuiditas

Reksa dana menawarkan kepada investor untuk leluasa mengatur investasinya sesuai dengan kebutuhan. Anda bisa mencairkan dana kapan saja, sesuai dengan harga kerja di kalender Bursa Efek Indonesia.

Risiko berinvestasi di reksa dana

Dalam dunia investasi, Anda juga harus memahami risiko yang harus dihadapi. Di bawah ini adalah risiko berinvestasi di reksa dana, di antaranya sebagai berikut:

1. Risiko likuidasi

Untuk reksa dana tertutup, Anda tidak bisa menjual seenaknya. Hal tersebut harus dilakukan di Bursa dan tergantung pada permintaan dan penawaran.

2. Risiko berkurangnya unit

Ada beberapa saat tertentu nilai investasi akan mengalami penurunan. Hal ni dipengaruhi oleh perkembangan pasar modal dan pasar uang.

3. Mismanajemen pengelolaan

Apabila manajemen investasi tidak berhasil mengelola portofolio Anda, maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) per aset reksa dana bisa mengalami penurunan.

Reksa dana adalah salah satu jenis investasi yang cocok bagi Anda investor pemula. Akan tetapi, ada beberapa keuntungan dan risiko yang harus Anda pahami terlebih dahulu. Jadi, tertarik untuk berinvestasi di reksa dana?

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar