3 Sektor Ekonomi Digital Ini diramal Masih Cerah di 2023 

Bisnis e-commerce sumbang 75% ekonomi digital.

3 Sektor Ekonomi Digital Ini diramal Masih Cerah di 2023 
Ilustrasi berbelanja via e-commerce. Shutterstock/13_Phunkod
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE- Ekonomi digital diyakini masih akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Namun, dalam menghadapi tahun 2023, terdapat 3 segmen ekonomi digital yang diyakini masih cemerlang. 

Hal ini diungkapkan Pendiri AC Ventures sekaligus Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir dalam webinar Bangkok Bank dan PermataBank secara virtual di Jakarta, Selasa (13/12). Ketiga sektor tersebut ialah, e-commerce, FinTech (TekFin), dan teknologi hijau (greentech). 

"Saya kira terutama ketiga sektor itu masih akan mengarah pada pertumbuhan yang berdampak,” kata Pandu.

Bisnis e-commerce sumbang 75% ekonomi digital

ilustrasi belanja ecommerce (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pandu mengungkapkan bahwa e-commerce menjadi pendorong utama dari ekonomi digital. Bahkan, bisnis tersebut menyumbang US$59 miliar di 2022 atau sekitar 75 persen dari ekonomi digital. 

Menurutnya, tingginya bisnis di sektor e-commerce menandakan bahwa implementasi pasarnya telah matang. Terbukti, beberapa platform e-commerce dapat menduduki posisi atas di jenis pasar yang berbeda.  

Tak hanya itu, peningkatan bisnis e-commerce juga dinilai memberikan dampak terutama di kota-kota kecil. Sebab, hal ini membangkitkan sektor logistik. Sehingga, Pandu juga memperkirakan sektor logistik juga akan turut berkontribusi pada perekonomian.

Transaksi fintech tembus US$266 miliar

ilustrasi fintech (unsplash.com/Christiann Koepke

Sektor lainnya yang tak kalah saing ialah fintech. Sektor tersebut mencatatkan pembayaran transaksi bruto US$266 miliar di 2022 atau tumbuh 13 persen dari tahun 2021. 

Sementara itu, lending loanbook fintech juga tumbuh 66 persen secara tahunan (yoy) pada 2022 menjadi US$6 miliar. Namun disayangkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya sempat menyatakan, pembiayaan ini masih terkonsentrasi di pulau Jawa 

"Pandangan saya tahun depan, saya pikir kita harus berpegang pada fundamental, e-commerce masih sangat penting, fintech juga merupakan pasar lain yang sangat penting. Logistik e-commerce adalah satu lagi yang menurut saya penting," kata Pandu. 

Sektor terakhir ialah greentech. Sebab menurutnya, bisnis setiap negara ke depan akan mengarah ke sustainability. Dengan demikian, ke depan bisnis yang berhubungan dengan sektor karbon dan kendaraan listrik di Indonesia akan berkembang menjadi besar dan kuat.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pacu Dana Murah, CASA BTN Capai 50,1%
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang