Aggregate Demand: Pengertian dan Fungsinya

Ini komponen dari aggregate demand.

Aggregate Demand: Pengertian dan Fungsinya
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Aggregate demand atau permintaan agregat bisa dibilang penting dikarenakan dapat membantu dalam mengukur serta menilai keadaan umum dari kondisi ekonomi suatu negara. Permintaan agregat juga penting karena dapat berfungsi untuk mengukur pengaruh harga pada produktivitas. 

Para ekonom, akan menghubungkan permintaan agregat dengan produk-produk domestik bruto, dikarenakan keduanya dihitung dengan cara yang sama. Hal ini dikarenakan total permintaan atas seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara nasional memiliki pengaruh dan kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi negara

Hal ini dapat membantu sekaligus menunjukan bagaimana suatu negara bergerak dari perlambatan menuju ke resesi yang sebenarnya atau bagaimana negara tersebut dapat keluar dari resesi. Apabila Anda masih belum paham, simak ulasan di bawan ini.

Definisi aggregate demand

ilustrasi ekspor dan impor (pexels.com/Kai Pilger)

Pengertian aggregate demand adalah jumlah keseluruhan permintaan barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Sebagai istilah makroekonomi, permintaan agregat merepresentasikan total permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu dalam periode tertentu.

Dalam jangka panjang, permintaan agregat sebanding dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Keduanya merepresentasikan hal yang sama, yakni jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

Permintaan agregat mencakup semua barang konsumsi, barang modal baik pabrik dan peralatan, ekspor, impor, termasuk program pengeluaran pemerintah. Selama barang-barang tersebut diperdagangkan pada nilai pasar yang sama, maka semua variabel bisa dianggap sama.

Adapun faktor determinan dari permintaan agregat ini meliputi pendapatan, harga barang atau jasa terkait, selera, dan harapan. Sementara untuk determinan jumlah pembeli dalam perekonomian dapat mempengaruhi permintaan agregat.

Komponen aggregate demand

ilustrasi pajak ekspor barang (pexels.com/Chanaka)

Terdapat beberapa variabel komponen yang perlu diperhatikan dalam menilai permintaan agregat. Komponen permintaan agregat sama dengan komponen PDB, antara lain sebagai berikut.

1. Belanja Pemerintah 

Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Sebab, variabel seperti pertumbuhaan ekonomi, nilai tukar mata uang dan suku bunga tidak mempengaruhi keputusan pengeluaran. Komponen ini mengacu pada jumlah keseluruhan pengeluaran pemerintah baik untuk infrastruktur, investasi, peralatan pertahanan militer, fasilitas sektor publik, layanan kesehatan dan pendidikan, maupun kepegawaian pemerintah.

2. Konsumsi 

Konsumsi meliputi pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Dalam hal ini, pendapatan disposabel adalah penentu utama dari komponen ini. Karena pendapatan disposabel tergantung pada pajak, maka komponen ini perlu dipertimbangkan pengaruhnya dalam analisis konsumsi rumah tangga. Komponen konsumsi merupakan komponen terbesar dari permintaan agregat suatu perekonomian. Komponen ini mengacu pada pengeluaran total individu dan rumah tangga untuk barang dan jasa.

3. Investasi 

Pengeluaran investasi mencakup keseluruhan pengeluaran untuk barang modal baru dan jasa seperti mesin, peralatan, perubahan persediaan, investasi dalam struktur non-hunian, dan struktur perumahan. Adapun pengeluaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga sebagai penentu biaya pinjaman, prediksi kondisi ekonomi di masa depan, dan insentif pemerintah. Hal-hal yang termasuk dalam pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh bisnis.

4. Ekspor 

Ekspor neto adalah nilai ekspor dikurangi dengan nilai impor. Ekspor merepresentasi produk yang diproduksi dalam negeri yang dijual ke luar negeri.  Oleh sebab itu, ekspor menambah permintaan agregat, sedangkan impor justru mengurangi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia