Analis: Rights Issue BRI Jadi Magnet Investor Asing 

Laba PNM dan Pegadaian dongkrak BRI 

Analis: Rights Issue BRI Jadi Magnet Investor Asing 
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada Kamis (22/7). (Dok.BRI)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE– Analis pasar modal yang juga Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, menilai keberhasilan proses rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) akan berpengaruh positif pada saham BRI dan menjadi magnet investor asing. 

Tak hanya itu, aksi korporasi dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) tersebut juga akan mendorong sentimen yang positif dalam memacu potensi berlanjutnya aksi beli dari asing khususnya pada kuartal keempat tahun ini. Terlebih BRI memiliki konsistensi performa kinerja sangat solid sepanjang kuartal ketiga. 

"Sentimen saham Bank BUMN khususnya BRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat," kata Alfried melalui keterangan resminya (30/9). 

Alfred menyebut pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue, dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggarisbawahi potensi kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI. 

Laba PNM dan Pegadaian dongkrak BRI

Alfred pun mengacu pada kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero) sebagai anggota UMi yang juga tak kalah positif dari BRI. Dia menegaskan tahun lalu laba kedua perseroan itu telah mencapai sekitar 12 persen hingga 13 persen dari laba BRI pada tahun buku 2020. 

Artinya, ke depan keuntungan usaha yang dihasilkan PNM dan Pegadaian akan cukup signifikan mendongkrak perolehan laba BRI sebagai induk UMi. Faktor fundamental tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan positif investor di pasar modal dalam mengapresiasi saham BBRI ke depan. 

"Dengan ekspektasi keberhasilan sinergi maka kontribusi akan semakin meningkat dan mendorong pertumbuhan BRI ke depan. Pasca realisasi Holding UMi kami menargetkan valuasi BRI berada di level 2,8 hingga 3,0 kali PBV," ujarnya. 

Dorong gairah pasar modal

Sementara itu, pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community, Edhi Pranasidhi, mengatakan aksi tersebut bakal menjadi pendorong bergairahnya pasar modal dalam negeri di tengah sentimen negatif dari luar negeri. 

Dia mencontohkan, pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (28/9) waktu setempat, atau Rabu (29/9) pagi (WIB), yang menimbulkan potensi masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. 

Keberhasilan rights issue bank Himbara tersebut menjadi faktor penarik. Sebabnya, aksi korporasi tersebut menjadi yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara dan ketiga terbesar di Asia. 

Terlebih, kata dia, investor yang melakukan subscription saat rights issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi mancanegara. Ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk. 

“Kenaikan yield bonds mengindikasikan investor menjual bonds untuk mengantisipasi berkurangnya likuiditas USD akibat The Fed berpotensi memulai tapering di November. Ke mana larinya hasil uang penjualan bonds di AS? Pasti para investor di AS gak akan mau uangnya diam karena akan tergerus inflasi. Mereka akan mencari return yang lebih besar ke emerging market,” ujarnya. 

Kapitalisasi terbesar

Pada pembukaan pasar modal, Rabu (29/9), Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi, mengatakan rights issue BRI merupakan gambaran kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia. Inarno mengatakan, sampai saat ini, sejak Februari 2005 BBRI masuk dalam LQ45. BRI juga termasuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. 

"Dengan adanya rights issue ini dan potensi bisnis yang besar karena terdorong Holding BUMN Ultra MIkro, saham BBRI tentu akan bertambah menarik dan meningkatkan optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI,” kata Inarno. 

Dia pun berharap dengan dana yang dihimpun perseroan dapat lebih mengembangkan ekosistem ultra mikro nasional untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan demi mencapai kesejahteraan bersama.

Sebagai informasi saja, total nilai rights issue BRI mencapai Rp95,9 triliun. Raihan tersebut terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi nontunai pemerintah dan Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik, yang Rp27,9 triliun di antaranya berasal dari pemegang saham asing.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen