Apa Itu Debenture Bonds, Ini Penjelasannya

Kelebihan dan kekurangan debenture bonds.

Apa Itu Debenture Bonds, Ini Penjelasannya
ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Debenture adalah salah satu instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mengumpulkan dana dari investor. Obligasi ini biasanya memiliki jatuh tempo lebih dari 10 tahun dan memberikan bunga tetap kepada pemegangnya.

Debenture dianggap sebagai sumber pendanaan yang lebih murah daripada saham karena tidak memberikan hak kepemilikan pada investor dan tidak membagikan dividen. Perusahaan menerbitkan debenture dengan tujuan untuk memperluas kegiatan usahanya, membiayai investasi atau akuisisi perusahaan, dan meningkatkan likuiditasnya.

Istilah debenture pada awalnya merujuk pada sebuah dokumen yang bisa menciptakan utang. Saat ini, di beberapa negara mengakuinya dengan istilah lain, di antaranya obligasi, catatan, hingga saham pinjaman. 

Debenture juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga investor dapat menjual obligasi sebelum jatuh tempo jika dibutuhkan. Namun, seperti halnya instrumen keuangan lainnya, debenture memiliki risiko investasi dan perlu dipertimbangkan dengan baik sebelum melakukan investasi.

Ini pengertian debenture bonds dan contohnya

Shutterstock/Elena_Dig

Debenture bond adalah instrumen keuangan yang cukup populer di pasar modal. Debenture bond merupakan salah satu bentuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan dana dari investor. Namun, perlu diingat bahwa debenture bond berbeda dengan saham, karena debenture bond memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk memperoleh bunga dan pembayaran kembali pada saat jatuh tempo, bukan kepemilikan saham pada perusahaan yang menerbitkan.

Perusahaan yang menerbitkan debenture bond memiliki kewajiban untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi secara berkala dan pada saat jatuh tempo harus membayar kembali pokok pinjaman. Karena debenture bond tidak memberikan hak kepemilikan saham, maka perusahaan tetap memiliki hak penuh atas aset dan operasional perusahaannya.

Dalam debenture bond, terdapat dua jenis bunga yang dikenakan yaitu fixed rate dan floating rate. Fixed rate adalah bunga tetap yang dikenakan selama masa pinjaman, sedangkan floating rate adalah bunga yang mengikuti suku bunga pasar yang berlaku pada saat itu. Bunga ini akan mengalami perubahan sesuai dengan suku bunga pasar dan dapat berdampak pada keuntungan yang diperoleh oleh investor.

Investor yang membeli debenture bond memperoleh keuntungan berupa bunga yang diberikan oleh perusahaan. Bunga yang diberikan pada debenture bond lebih tinggi daripada suku bunga deposito, sehingga banyak investor yang tertarik untuk membeli instrumen keuangan ini. Selain itu, debenture bond memiliki risiko yang relatif rendah karena perusahaan yang menerbitkan memiliki kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko yang ada pada debenture bond. Salah satu risiko adalah risiko kredit, yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Selain itu, risiko pasar juga perlu diperhatikan, karena perubahan suku bunga pasar dapat mempengaruhi nilai obligasi.

Secara keseluruhan, debenture bond adalah salah satu instrumen investasi yang menarik bagi investor yang mencari investasi dengan risiko yang relatif rendah dan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada suku bunga deposito. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada debenture bond, investor perlu mempertimbangkan risiko yang ada dan melakukan analisis terhadap perusahaan yang menerbitkan.

Obligasi ini tidak perlu jaminan sesuatu yang nyata untuk mendapatkan pinjaman. Misalnya real estate, emas, dan harta fisik lainnya sehingga tidak ada yang diambil jika kreditnya macet. 

Baik perusahaan maupun pemerintah yang menerbitkan surat utang ini tujuannya sama, yakni untuk menggalang modal dan bisa dikonversikan menjadi saham ekuitas. Debenture bonds didokumentasikan ke sebuah dokumen berbentuk indenture. 

Indenture sendiri merupakan kontrak sah yang sifatnya mengikat antara penerbit surat utang dan pemegangnya. Isi kontrak ini berupa tanggal jatuh tempo, waktu pembayaran bunga, sampai metode perhitungan bunga. 

Kelebihan dan kekurangan debenture bonds

Obligasi. (ShutterStock/Hadayeva Sviatlana)

Debenture bond memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen keuangan ini. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan debenture bond:

Kelebihan Debenture Bonds

1. Investornya Lebih Diprioritaskan

Debenture bonds memang merupakan jenis surat utang tanpa agunan apapun. Walau demikian, pemegangnya dianggap lebih senior sehingga prioritasnya lebih tinggi. Hal itu karena surat utang ini masuk ke dalam sekuritas utang. Sehingga risikonya lebih kecil jika dibanding berinvestasi di saham biasa atau preferen. 

2. Waktu

Debenture bonds memberikan insentif kepada peminjam untuk membayar pinjaman dengan suku bunga tinggi. Namun, jangka waktu pembayarannya lebih lama dibandingkan pinjaman tradisional lain.

3. Bisa dikonversikan

Jenis obligasi ini juga dapat dikonversikan menjadi instrumen lain. Investor bisa membeli atau menjualnya dalam bentuk saham, tentu lebih likuid dibandingkan jenis investasi lainnya. 

Kekurangan debenture bond

1. Risiko kredit

Debenture bond memiliki risiko kredit, yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan yang menerbitkan mengalami kebangkrutan atau gagal membayar, maka investor akan kehilangan seluruh atau sebagian investasinya.

2. Risiko Pasar

Debenture bond memiliki risiko pasar, yaitu perubahan suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi nilai obligasi. Jika suku bunga pasar naik, maka nilai obligasi akan turun dan sebaliknya.

3. Kurang likuid

Debenture bond tidak se likuid saham, sehingga tidak mudah dijual atau diperjualbelikan di pasar sekunder. Jika investor ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, mereka mungkin akan mendapatkan harga yang lebih rendah.

4. Tidak memberikan hak kepemilikan

Debenture bond tidak memberikan hak kepemilikan saham pada perusahaan yang menerbitkan, sehingga investor tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan perusahaan.

5. Risiko inflasi

Debenture bonds memiliki berbagai risiko inflasi yang mungkin bisa terjadi. Risiko tersebut dapat terjadi apabila kupon yang dibayar tidak sesuai dengan tingkat inflasi. Misalnya, inflasi akan membuat kenaikan harga sebesar 3 persen Apabila kupon surat utang hanya 2 persen, tentu pemegangnya akan mengalami kerugian bersih. 

Dalam mempertimbangkan untuk berinvestasi pada debenture bonds, investor perlu memahami dengan baik kelebihan dan kekurangan dari instrumen keuangan ini. Selain itu, investor juga perlu melakukan analisis terhadap perusahaan yang menerbitkan untuk mengurangi risiko investasi.

Apalagi, debenture bonds adalah obligasi yang tidak dijamin oleh aset penerbit. Karena itu harus jeli jika ingin terjun di dalamnya. Terlebih tanpa agunan, jika tidak cermat memilih perusahaan akan berujung kerugian. Pastikan perhitungkan lebih detail jika ingin terjun berinvestasi debenture bonds. 

Calon investor juga perlu memperhatikan tingkat kupon atau bunga yang ditawarkan penerbit. Jika suku bunganya lebih tinggi, instrumen utangnya juga berisiko demikian. Kebalikannya, suku bunga lebih rendah membuat risikonya juga sebanding.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang