Aset Sektor Jasa Keuangan Rp29.000 triliun, OJK Dorong Integrasi GRC

Aset pasar modal kuasai 54% industri keuangan.

Aset Sektor Jasa Keuangan Rp29.000 triliun, OJK Dorong Integrasi GRC
source_name
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sophia Wattimena mengungkapkan, hingga Juni 2022 total eksposur aset sektor jasa keuangan Indonesia mencapai Rp29.000 triliun. 

Oleh karena itu, OJK terus mendorong pelaku industri jasa keuangan menerapkan Governance, Risk, and Compliance (GRC) terintegrasi yang diinovasi dengan teknologi digital. Hal tersebut sebagai upaya untuk memastikan tata kelola dan meningkatkan pengelolaan risiko yang lebih baik.  

"Eksposure yang besar ini membutuhkan penerapan GRC terintegrasi yang efektif untuk memastikan tata kelola yang baik," kata Sophia melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu (11/12).

Aset pasar modal kuasai 54% industri keuangan

ANTARA FOTO/Galih Pradipta (deleted)

Sophia menambahkan, dari nilai Rp29.000 triliun tersebut terdiri dari 54 persen dari Pasar Modal, 36 persen dari Perbankan, dan 10 persen dari Industri Keuangan Non-Bank. 

Dirinya menyebut, penerapan GRC terintegrasi ini juga sudah diterapkan OJK melalui metode Combined Assurance dalam kerangka model tiga lini yang bertujuan untuk memperkuat pengawasan dan memberikan nilai tambah bagi industri jasa keuangan. 

Selain itu, OJK juga telah melakukan inovasi sistem informasi sebagai perangkat pendukung, baik untuk pengawasan internal maupun eksternal. Saat ini OJK telah memiliki OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA) yang menggunakan otomasi analisis data terintegrasi dalam mendeteksi kelemahan proses bisnis industri. Hasil analisis data memungkinkan OJK menindaklanjuti dalam skala kebijakan yang lebih luas. 

OJK: penerapan teknologi GRC suatu yang urgent

Pengertian Laporan Perubahan Modal. (Shutterstock/wutzkohphoto)

Sophia menambahkan, penggunaan teknologi dalam penerapan GRC menjadi urgent, yang memungkinkan pemangku kepentingan mampu memprediksi risiko dengan lebih akurat. 

Implementasi GRC terintegrasi yang didukung oleh teknologi menurutnya akan mendorong integrasi data dan informasi dalam organisasi yang akan mengarah pada inovasi dan perbaikan terintegrasi. 

Tak hanya itu, kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi juga akan menjadi fondasi yang baik untuk ekonomi keberlanjutan. Serta pada akhirnya, pertumbuhan industri yang berkelanjutan dapat membangun ekosistem pelaporan keuangan yang sehat, khususnya di sektor keuangan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi