Bank Mandiri alihkan Rp26 Triliun Ekses Likuiditas ke Giro Wajib

Bank Mandiri antisipasi kenaikan GWM yang ditetapkan BI.

Bank Mandiri alihkan Rp26 Triliun Ekses Likuiditas ke Giro Wajib
Gedung Bank Mandiri/ Dok Bank Mandiri
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Guna menjaga kecukupan likuiditas dari dampak kenaikan giro wajib minimum (GWM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), PT Bank Mandiri Tbk siap mengalihkan ekses likuiditas senilai Rp24 triliun hingga Rp26 triliun ke giro wajib. 

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan, pihaknya terus mendukung kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dan telah mengantisipasi kebijakan tersebut. "Diperlukan konversi dari likuiditas yang sebelumnya kami taruh di instrumen BI akan kami masukkan ke GWM. Secara total Rp24 triliun hingga Rp26 triliun yang akan kami konversikan dari ekses likuiditas ke GWM," ujar Panji saat menjawab pertanyaan Fortune Indonesia pada paparan kinerja Bank Mandiri tahun 2021 di Jakarta, Kamis (28/1).

Giro wajib Bank Mandiri senilai Rp27,78 triliun

Dari sisi angka sendiri Panji menyebut, saat ini posisi giro wajib Bank Mandiri hanya 3,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) Rupiah yang dimiliki oleh Bank Mandiri. 

"Dari sisi angka teman-teman lihat 3,5 persen dari angka kami strarting poin untuk DPK Rupiah saja Rp793,72 triliun maka awal tahun ini, di bulan ini  GWM kami hanya Rp27,78 triliun," ungkap Panji.

Sementara itu, untuk total nilai DPK Bank Mandiri hingga akhir 2021 telah mencapai Rp 1.291,1 triliun. Nilai tersebut terdiri dari tabungan, giro hingga deposito baik Rupiah maupun mata uang asing lainnya. 

Alokasi pembayaran giro wajib terus meningkat

Dalam kesempatan tersbut Panji juga menjelaskan, kenaikan GWM oleh BI yang dilakukan secara bertahap akan meningkatkan alokasi pembayara giro wajib ke bank sentral. 

Dari nilai yang saat ini hanya Rp27,77 triliun akan meningkat secara bertahap sesuai dengan ketentuan BI. "Nah (akibat kebijakan tersebut) di bulan Maret giro wajib kami akan naik Rp12 triliun, begitu juga di bulan Juni akan naik Rp9 triliun. Dan terakhir September naik lagi Rp6 triliun," jelas Panji. 

Meski demikian Panji memastikan kondisi likuiditasnya masih tetap mencukupi untuk akselerasi bisnis hingga penyaluran kredit. 

GWM Bank Umum bakal naik jadi 6,5%

Dalam siaran persnya, BI mencatat kenaikan GWM di bank umum akan dibuat 3 tahap, di antaranya sebagai berikut: 

•  Kenaikan 150 bps, sehingga menjadi 5,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0 persen dan secara rata-rata sebesar 4,0 persen berlaku mulai 1 Maret 2022; 

• Kenaikan 100 bps, sehingga menjadi 6,0 persen dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0 persen dan secara rata-rata sebesar 5,0 persen berlaku mulai 1 Juni 2022; 

• Kenaikan 50 bps, sehingga menjadi 6,5 persen dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0 persen dan secara rata-rata sebesar 5,5 persen berlaku mulai 1 September 2022.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity