Jakarta,FORTUNE - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) bakal menutup layanan aplikasi Livin' by Mandiri versi lama yang berlogo biru pada tanggal 21 Januari 2022.
Hal tersebut disampaikan pihak Bank Mandiri melalui pesan whatsapp yang diterima diterima di Jakarta (14/1). Dalam pesan tersebut, Bank Mandiri menghimbau nasabah untuk segera beralih ke Livin' by Mandiri berlogo kuning.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelskan, pihaknya telah menyiapkan strategi optimalisasi layanan digital banking di aplikasi Livin' by Mandiri berlogo kuning.
"Kita juga mengintegrasikan layanan anak usaha sebagai fitur Livin' by Mandiri berlogo kuning tersebut secara bertahap," kata Rudi melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (14/1).
Ini cara aktifkan Livin by Mandiri logo kuning
Untuk memanfaatkan layanan teranyar Livin' berlogo kuning, nasabah Livin' lama (logo biru) hanya perlu menyiapkan kartu debit yang telah didaftarkan mobile banking.
Nasabah bisa melakukan aktivasi ulang dengan mendaftarkan nomor kartu debit di aplikasi Livin logo kuning serta melakukan verifikasi data seperti tanggal lahir, nomor handphone dan e-mail.
Livin by Mandiri integrasikan layanan InJourney
Bank berkode emiten BMRI ini juga aktif mengintegrasikan layanan aplikasi mobile banking miliknya. Salah satunya ialah integrasi layanan InJourney yang merupakan Holding BUMN Pariwisata dengan super app Livin' by Mandiri berlogo kuning.
Dengan adanya InJourney, ekosistem pariwisata milik BUMN dan pendukungnya mulai dari penerbangan, pelayanan bandar udara, hotel atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, retail dan lainnya akan menjadi terintegrasi ke dalam satu sistem yang solid.
Pengguna Livin by Mandiri capai 9,8 juta
Rudi juga menjelaskan, hingga akhir Desember 2021 total pengguna Livin' by Mandiri sudah menembus angka 9,8 juta. Tak hanya itu, Livin by Mandiri juga telah mencatatkan pertumbuhan transaksi hingga 54 persen dengan jumlah transaksi mencapai lebih dari 1 miliar. Bahkan nilai transaksi Livin by Mandiri telah mencapai Rp 1.680 triliun.
