Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Menyusut Jadi US$139 Miliar

Tren penyusutan cadev diperkirakan berlangsung lama.

Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Menyusut Jadi US$139 Miliar
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTNE - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Maret 2022 turun US$2,3 miliar menjadi US$139,1 miliar atau setara Rp1.997 triliun. Posisi tersebut turun bila dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2022 sebesar US$141,4 miliar setara Rp2.030 triliun. 

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (7/4). 

Tren penyusutan cadev diperkirakan berlangsung lama

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi sekaligus Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai tren penyusutan cadangan devisa akan berlangsung lama akibat pembayaran utang untuk memenuhi pembiayaan fiskal Pemerintah. 

"Apalagi melihat kebutuhan untuk subsidi energinya besar kebutuhan untuk pembangunan infrastrukturnya juga besar maka ini akan berkorelasi dengan kenaikan pembiayaan utang," jelas Bhima melalui keterangannya di Jakarta, Kamis (7/4). 

Tak hanya itu, faktor kedua yang juga memengaruhi beban utang ialah volume impor yang semakin tinggi dan percepatan pembangunan infrastruktur. 

"Nah sekarang proyeknya ditinjau untuk dipercepat realisasinya salah satunya kereta cepat Jakarta-Bandung yang konten impornya juga cukup tinggi sehingga itu bisa menggerus cadangan devisa," kata Bhima.

Pemerintah harus waspadai gejolak global

Selain itu, Bhima juga meminta Pemerintah untuk terus mewaspadai gejolal global agar bisa menahan penyusutan cadangan devisa. 

"Jangan sampai cadangan devisa yang terus tergerus ini bisa membuat ketahanan eksternal Indonesia menjadi lemah khususnya pada saat tren kenaikan suku bunga acuan secara global," pungkas Bhima. 

BI menilai posisi cadangan devisa masih terjaga

Meskipun demikian, BI menilai posisi cadangan devisa tersebut masih terjaga dan setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta cadangan devisa diniali masihvberada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin. 

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi