BCA Tak Revisi Target Pertumbuhan Kredit, meski Harga BBM Naik

Masih optimis, BCA pasang target pertumbuhan kredit 10%.

BCA Tak Revisi Target Pertumbuhan Kredit, meski Harga BBM Naik
Jajaran Direksi BCA saat Konfrensi Pers terkait Waspada Modus Penipuan Siber di Jakarta (13/6)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak merevisi target pertumbuhan kredit meski terdapat gejolak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BCA Haryanto T Budiman saat ditemui di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (5/9). 

Dirinya menyebut, optimisme tersebut sejalan dengan masih meningkatnya rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) di 81 persen hingga memasuki kuartal III-2022. Sedangkan untuk porsi deposito di CASA lanjut Haryanto hanya 19 persen. 

"Kita optimis karena di kita CASA nya, dana murahnya  tinggi. Jadi CASA rasio kita 81 persen ya, jadi ketergantungan kita pada suku bunga depostio juga enggak terlalu tinggi," ujar Haryanto.

Makin optimis, BCA pasang target pertumbuhan kredit 10%

Menara BCA/ Dok BCA

Haryanto juga menambahkan, pihaknya masih optimis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di 8 persen sampai 10 persen pada akhir 2022. 

"So far so good (penyaluran kredit). Kita sih terus terang masih confidence dengan penyaluran kredit (pada 2022)," kata Haryanto. 

Haryanto meyatakan, target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target pertumbuhan kredit pada awal tahun di 6 persen hingga 8 persen.

BCA terus dukung kebijakan Pemerintah

ilustrasi mengisi bensin (unsplash.com/Sippakorn yamkasikorn)

Haryanto menyebut, pihaknya mendukung penuh penyesuaian harga BBM bersubsidi. Keputusan tersebut dinilai positif untuk menyehatkan APBN. "Karena ini tujuannya untuk menyehatkan anggaran, dan sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pemerintah," ucap dia. 

Sebelumnya, Pemerintah telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar subsidi pada Sabtu (3/9). Harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian harga Solar subsidi juga naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kenaikan harga tersebut tentu berdampak ke sejumlah bisnis.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M