Seperti BCA, BNI Akusisi Bank Kecil untuk Dijadikan Bank Digital

Bos BNI menjawab kabar akuisisi Bank Mayora

Seperti BCA, BNI Akusisi Bank Kecil untuk Dijadikan Bank Digital
Ilustrasi Gedung BNI/ Dok. Perusahaan
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) siap mengakusisi bank kecil untuk dijadikan bank digital. Langkah serupa pernah dilakukan saat BCA mengakuisisi Bank Royal pada akhir 2019 lalu.

Direktur Utama BNI Royke Tumilar menyatakan bahwa proses akuisisi tersebut telah memasuki tahap akhir. Nantinya, BNI juga akan melibatkan pihak ketiga dalam pembentukan bank digital. "Akuisisi diusahakan tahun ini selesai dan nanti kepemilikannya akan ada kami dan pemilik lama dan partner tech," kata Royke kepada Fortune Indonesia, Sabtu (19/10).

Kabar Bank Mayora jadi target akusisi

Menurut kabar yang santer terdengar, BNI bakal mengakusisi PT Bank Mayora (Bank Mayora). Namun demikian, Royke belum bisa mengungkapkan nama bank yang akan diakusisinya tersebut. "Saya belum bisa sebut nama. Tapi memang untuk bank digital," kata Royke. 

Dari sisi kinerja, Bank Mayora terlihat cukup kuat. Hal tersebut terlihat dari laporan keuangannya hingga Semester-I 2021. Dalam enam bulan pertama, Bank Mayora mampu membukukan laba bersih tahun berjalan Rp 18,53 miliar. Raihan tersebut naik signifikan 651,5 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp 2,46 miliar. 

Dari sisi kredit, Bank Mayora masih menyalurkan kredit Rp 3,74 triliun hingga Juni 2021. Angka tersebut memang turun 9,21 persen dibandingkan periode sama tahun lalu di Rp 4,12 triliun. Meski demikian, Bank Mayora masih mampu menjaga rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) miliknya di level 3,09 persen. Angka tersebut turun signifikan dari 5,28 persen pada Juni 2020.

Aksi akusisi dukung kinerja BNI

Saat ini, bank-bank besar seakan bersaing untuk menggaet pasar milenial melalui pembentukan bank digital. Sebut saja BCA melalui pembentukan BCA Digital hingga BRI melalui BRI Agro yang kini berubah nama menjadi Bank Raya. 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, aksi tersebut masih akan sering terjadi untuk mendukung transformaso bisnis. 

"Akusisi tersebut diharapkan dapat berdampak positif bagi kinerja keuangan yang tentu juga berdampak pada naiknya ekspektasi pelaku pasar terhadap BNI," kata Okie. 

Terlepas dari akusisi tersebut, Okie melihat kinerja BNI masih akan terus tumbuh hingga akhir 2021. Pihaknya juga memproyeksikan pertumbuhan NII BNI akan berada pada kisaran 4,56 persen hingga akhir tahun ini. 

Kinerja BNI masih Solid

Hingga semester I-2021, BNI masih mampu membukukan laba bersih senilai Rp 5,0 triliun atau meningkat 12,8 persen secara YoY bila dibandingkan dengan raihan periode yang sama tahun lalu di Rp 4,45 triliun. BNI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,5 persen secara YoY, sehingga total kredit BNI mencapai Rp 569,7 triliun pada posisi Juni 2021. 

Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto juga menyatakan, dengan kinerja yang positif, BNI siap untuk melakukan aksi korporasi anorganik. 

"BNI sebagai salah satu perusahaan publik tentunya ingin selalu perform dari waktu ke waktu. Salah satu pertumbuhan yang dilakukan BNI adalah melalui anorganic growth," kata Sis Apik melalui keterangan tertulisnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M