Jakarta, FORTUNE - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) telah 25 bps menjadi 3,75 persen. Menanggapai hal tersebut, sejumlah perbankan mengaku bakal meyesuaikan suku bunga kredit. Namun demikian, penyesuaian tetap melihat faktor likuiditas.
"Dalam praktiknya, penyesuaian kenaikan suku bunga acuan terhadap bunga pinjaman maupun simpanan tentunya akan bergantung pada kondisi likuiditas masing-masing perbankan, termasuk perhitungan pada tren suku bunga di pasar," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha ketika dihubungi Fortune Indonesia, Kamis (25/8).
Keputusan tersebut lanjut Rudi, sejalan dengan ekspektasi dan analisa tim ekonom Bank Mandiri. Rudi menyebut, kebijakan ini masih diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Bunga deposito dan kredit Bank Mandiri masih tren penurunan
Sebagai catatan, sejak awal tahun lalu, suku bunga deposito Rupiah Bank Mandiri telah secara agresif diturunkan 50-75 bps dari sebelumnya 3,00 persen pada Maret 2021 menjadi 2,25 persen hingga 2,50 persen pada Juli 2022.
Demikian pula untuk Suku Bunga Dasar Kredit yang secara rata-rata untuk seluruh segmen telah turun 167 bps selama tahun 2021 sampai 2022, dengan penurunan terbesar pada suku bunga dasar kredit untuk segmen konsumsi.
Adapun, saat ini tingkat likuiditas Bank Mandiri masih berada pada level ample atau likuid. Hal ini tercermin dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48 persen. Capaian tersebut diiringi dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang optimal serta didominasi oleh dana murah (CASA).
BCA belum berencana menaikan bunga deposito dan kredit
Sementara itu, hingga saat ini, BCA juga belum berencana menaikkan bunga simpanan berjangka atau deposito dan suku bunga kredit.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menjelaskan, suku bunga dasar kredit BCA yang berlaku saat ini cukup variatif. Untuk bunga kredit korporasi 7,95 persen, kredit retail 8,20 persen, kredit konsumsi KPR 7,20 persen dan kredit konsumsi Non KPR 5,96 persen.
"Perseroan akan mengkaji dampak kenaikan suku bunga BI 7days Reverse Repo Rate, serta menyiapkan strategi yang tepat untuk senantiasa memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat," kata Hera kepada Fortune Indonesia, Jumat (26/8).
Hera menambahkan, saat ini BCA memiliki likuiditas yang baik. Di sisi pendanaan, CASA BCA naik 17,3 persen (yoy) mencapai Rp817,8 triliun per Juni 2022. CASA tersebut berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.
Per Juni 2022, total dana pihak ketiga tumbuh 12,9 persen (yoy) menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9 persen (yoy) menjadi Rp1.264,5 triliun.