Bunga BI Berpotensi Naik, Sudah Waktunya Ajukan Kredit? 

Kredit KPR diprediksi masih akan tetap deras.

Bunga BI Berpotensi Naik, Sudah Waktunya Ajukan Kredit? 
Ilustrasi Kredit/Bing.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diprediksi bakal merangkak pada tahun ini, namun transisi ke suku bunga perbankan diyakini masih akan lambat. Oleh karena itu, pengajuan kredit dinilai sudah tepat untuk diajukan saat ini sebelum kenaikan bunga acuan. 

Hal tersebut disampaikan oleh Chief Economist Bank Permata Josua Pardede pada acara diskusi Pefindo Biro Kredit secara online. Dirinya memproyeksikan hingga akhir tahun suku bunga BI akan naik sekitar 75 basis poin. 

"Misalkan suku bunga acuan dari 3,5 persen hingga akhir tahun menjadi 4,25 persen, kenaikan tersebut tidak serta merta langsung mempengaruhi, karena masing-masing perbankan memiliki likuiditas yang berbeda,” ucap Josua, Rabu (10/9).

Kredit KPR diprediksi masih akan tetap deras

Ilustrasi KPR Perumahan/ Shuterstock Gungpri

Oleh sebab itu, Josua juga memprediksi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih akan menggeliat hingga akhir tahun. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per April 2022 permintaan KPR meningkat sebesar 10,4 persen (yoy) dan KPA sebesar 13,8 (yoy). Namun, menurutny bank tetap perlu mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga BI yang akan mempengaruhi bunga KPR. 

“Jadi memang kita lihat bahwa sejalan dengan aktivitas ekonomi meningkat dan dari sisi perbankan penggunaan dananya pun lebih untuk penyaluran kredit semakin meningkat,” ujar Josua Pardede. 

Profil risiko nasabah mulai membaik

Ilustrasi Debt Collector/ Shutterstock Andrey Povpov

Di sisi lain, PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) menilai profil risiko nasabah mulai membaik seiring dengan pemulihan ekonomi. 

Direktur Utama IdScore Yohanes Arts Abimanyu menyampaikan, berdasarkan data IdScore menunjukkan bahwa debitur dengan kategori risiko tinggi dan sangat tinggi pada Juni 2022 sudah menurun di level 80 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya saat pandemi di 90 persen. 

"Ini menunjukkan profil risiko debitur perbankan maupun lembaga keuangan lainnya mengalami penurunan yang cukup baik," kata Abimanyu. 

Meski begitu, dia mengingatkan bank untuk terus mengantisipasi potensi kredit macet mengingat pandemi belum berakhir dan pemulihan ekonomi tengah berlangsung.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia